JAKARTA, GRESNEWS.COM - Menjelang pemilihan presiden 9 Juli mendatang, suhu politik memang semakin panas. Berbagai manuver politik oleh berbagai elemen masyarakat pun dilakukan dalam rangka menjatuhkan lawan politik ataupun mengangkat citra kawan sekubu. Nah, entah terkait atau tidak dengan situasi politik yang berkembang saat ini, sekelompok mahasiswa mendadak melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung KPK menuntut KPK menangkap mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang juga menjadi cawapres bagi Prabowo Subianto.

Alasan para mahasiswa meminta KPK menangkap Hatta Rajasa adalah karena yang bersangkutan dianggap menjadi dalang kerugian negara di sektor migas. Selain itu Hatta juga dianggap terlibat kasus korupsi dana hibah kereta api semasa menjabat Menteri Perhubungan. Ada dua elemen mahasiswa yang berdemo di depan KPK hari ini, Selasa (3/6) dengan mengusung agenda yang sama agar KPK menangkap Hatta Rajasa.

Elemen pertama yang tergabung dalam Koalisi Mahasiswa Jakarta (KMJ) meminta KPK agar menangkap dan memeriksa Hatta yang diduga menjadi dalang mafia migas di PT pertamina dan PT Tuban Petrochemicals Industri (TPI) bersama M. Reza dari Petral.

Adapun PT TPI tersebut merupakan perusahaan yang terbentuk sebagai wadah penyelesaian hutang PT Trans Pasifik Petrochemical (TPPI) yang terjerat kasus korupsi dan merugikan negara hingga Rp17 triliun. TPPI merupakan perusahaan kilang minyak terbesar se Asia Tenggara, perusahaan ini juga memproduksi Aromatics (BTX) yang berlokasi di Tuban, Jawa Timur.

Kordinator Aksi KMJ Saefullah Muhammad mengatakan, Hatta Rajasa selaku mentri perekonomian kala itu terlibat dalam hilangnya biaya penyimpanan dan pendistribusian migas sebesar Rp415/liter, sehingga Pertamina harus menanggung kerugian sebesar Rp252/liter.

Secara total dari ribuan kiloliter minyak yang disimpan negara rugi miliaran rupiah. "Potensi kerugian pertamina akan semakin besar bila restruriksasi terus berlanjut," kata kordinator aksi KMJ Saefullah Muhammad di depan Gedung KPK, Selasa (3/6).

Selain itu massa juga menilai, Ketua DPR-RI Marzuki Alie dan beberapa oknum anggota DPR lainnya ikut bermain dalam kasus ini. KMJ mengklaim ada upaya perampokan uang negara oleh anggota DPR tersebut yang disetorkan ke partai politik tertentu.

Sementara itu, elemen mahasiswa lain yang tergabung dalam Jaringan Aksi Mahasiswa Indonesia (JAM-Indonesia) juga meminta KPK untuk mengusut tuntas kasus korupsi biaya pengiriman kereta hibah tahun 2006 yang terindikasi melibatkan Hatta Rajasa selaku Menteri Perhubungan kala itu. Hatta disebut-sebut terlibat dalam kasus dugaan korupsi impor gerbong kereta api bekas dari Jepang pada tahun 2006 dengan menggelembungkan anggaran hingga Rp11 miliar.

Selain itu pengunjuk rasa juga meminta KPK agar memanggil Hatta terkait kuota impor daging sapi di Kementrian Pertanian. "Kami mengajak seluruh elemen untuk menolak capres dan cawapres yang bermental korup," kata koordinator aksi Anyonk Latupono saat ditemui awak media.

Selanjutnya, pengunjuk rasa membentangkan spanduk yang isinya menghujat sosok Hatta Rajasa. Menurut salah satu orator, pembentangan spanduk itu ditunjukan untuk Hatta yang sampai saat ini masih bebas menghirup udara segar. "Ini adalah simbol betapa kecewanya kami atas KPK yang masih membiarkan Hatta Rajasa menghirup udara segar," teriak orator menyampaikan dengan lantang.

Pihak KPK sendiri tak menanggapi aksi itu. Para petinggi KPK saat demonstrasi berlagsung sedang tidak ada di tempat dan tidak ada satupun pejabat KPK lainnya yang menemui para demonstran dan menanggapi aksi mereka. Meski aksi ini mengusung isu hukum, namun karena dilakukan menjelang pilpres memang berpotensi menjadi kampanye hitam.

Kubu Prabowo-Hatta sendiri sudah mengimbau agar para relawan mereka tidak melakukan kampanye hitam. "Dimohon mereka yang sudah menjadi relawan tidak mengembangkan kampanye hitam," kata Mahfud MD di acara deklarasi relawan Prabowo-Hatta di rumah Polonia, Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Selasa (3/6).

Mahfud berpesan agar para relawan bisa menyampaikan program-program yang telah digagas oleh Prabowo-Hatta kepada pemilih di akar rumput. Hal ini dimaksudnya agar pesan yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik dan akhirnya memutuskan untuk memilih Prabowo-Hatta.

"Memberikan penjelasan program dari Pak Prabowo, ketegasan dan ketelitian Pak Prabowo sebagai pemimpin. Hal itulah yang harus kita kembangkan sesuai dengan konstitusi bangsa Indonesia yang adil dan makmur," pesan Mahfud.

Mahfud berharap dukungan ini bisa terus bertambah dan memberi kekuatan bagi Prabowo-Hatta. "Kami berharap dukungan ini bisa berkembang biak. Tidak hanya di sini tetapi juga mereka yang tidak hadir bisa ikut memilih," ucap mantan ketua MK itu. (dtc)

BACA JUGA: