JAKARTA, GRESNEWS.COM - Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) mengawali masa persidangan V DPR dengan melakukan rotasi sejumlah pimpinan komisi dan anggota di beberapa Alat Kelengkapan Dewan (AKD). Salah satunya adik Muhammad Hatta Rajasa (mantan ketua umum PAN), Achmad Hafisz Tohir, yang disingkirkan dari kursi Ketua Komisi VI DPR yang membidangi BUMN.

Pencopotan beberapa ketua Komisi di DPR dari Fraksi PAN disinyalir sebagai langkah pembersihan tubuh partai dari para pendukung Hatta. Hal ini termaktub dalam Surat Perubahan dan Penggantian Pimpinan yang ditandatangani Ketua Fraksi PAN Mulfachri Harahap dan Sekretaris PAN Yandri Susanto.

Berdasarkan Surat FPAN Nomor 02-043/K-S/FPAN/DPR RI/IV/2016 disebutkan perubahan dan penggantian Pimpinan Alat Kelengkapan Dewan yaitu Teguh Juwarno menjadi Ketua Komisi VI DPR menggantikan Achmad Hafisz Tohir. Sementara itu Hafisz Tohir menjabat Wakil Ketua Komisi XI DPR menggantikan Jon Erizal, dan Ali Taher menjabat Ketua Komisi VIII DPR menggantikan Saleh Partaonan Daulay.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Public Policy Institute (IPPI) Agung Suprio, penggantian ketua Komisi asal Fraksi PAN adalah suatu langkah pembersihan partai dari rezim Hatta Rajasa. Para pendukung Hatta Rajasa yang menempati jabatan-jabatan strategis di DPR dicopot dan digantikan oleh para pendukung rezim yang baru.

Menurutnya, ini adalah ciri khas resolusi politik yang ada di Indonesia dan PAN bukanlah partai pertama yang melakukan pembersihan. Sebelumnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga melakukan hal serupa. Saat ada pergantian rezim, PKS pun menyingkirkan orang-orang dari rezim sebelumnya.

"Jadi tidak ada urusannya dengan kinerja, dalam politik, alasan kinerja sering kali dijadikan legitimasi untuk menggusur orang-orang lama," ucap Agung kepada gresnews.com, Jumat (20/5).

Fraksi PAN sendiri menyatakan bahwa pergantian tersebut adalah sebuah rotasi yang biasa dengan tujuan untuk menambah pengalaman anggota-anggotanya, memberi penyegaran, serta memberi kesempatan yang sama untuk anggota lainnya.

Surat penggantian telah diberikan kepada pimpinan DPR sehingga menunggu untuk ditindaklanjuti. Namun, pergantian ini belum dibacakan pada rapat paripurna pembukaan masa sidang dikarenakan masih menunggu Ketua DPR Ade Komarudin.

Saleh Daulay, mantan Ketua Komisi VIII DPR yang terkena rotasi, saat dihubungi gresnews.com, tidak mau memberikan komentar terkait pencopotan dirinya sebagai ketua Komisi. Ia pun mengaku belum mendapat surat penggantian dirinya dan hanya mendengar kabar dari beberapa teman. "No comment, yang nyopot saya kan Fraksi jadi tanyakan saja ke sana," ujar Saleh kepada gresnews.com, Jumat (20/5).

Saleh sendiri dikenal sebagai kelompok pendukung utama Hatta Rajasa yang beberapa waktu lalu menggugat kemenangan Zulkifli Hasan dalam pemilihan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) di arena Kongres IV PAN itu. Kemenangan Zulkifli Hasan yang didukung Amien Rais itu, menurut kelompok pendukung Hatta Rajasa, tidak sah, ada perbedaan jumlah pemilih terdaftar dan jumlah surat suara yang dihitung.

Sebelumnya ada beberapa nama para pendukung Hatta Rajasa yang menduduki jabatan strategis di PAN yang diketuai oleh Zulkifli Hasan. Beberapa nama tersebut antaranya Bima Arya, Ahmad Farhan Hamid, Reza Rajasa, Hafiz Tohir, Saleh Daulay, Noviantika Nasution, Jon Erizal, Ketua PANDU Rodli Kaelani, Adi Anshar, dan Siti Himawati. Dengan dicopotnya Hafiz Tohir, Saleh Daulay, dan Jon Erizal mengisyaratkan para pendukung Hatta Rajasa yang lain untuk bersiap menghadapi pergantian.

INGKAR? - Sebelumnya, saat Kongres PAN 2005 lalu, sempat terjadi ketegangan antara dua kubu yang bertarung memperebutkan kursi ketua umum yakni kubu Hatta Rajasa dan Zulkifli Hasan. Akhirnya Zulkifli yang menang  sebagai Ketua Umum PAN dengan selisih 6 suara saat voting. Ketegangan pasca-kongres PAN mulai mereda setelah Hatta Rajasa dan Zulkifli menyatakan bersatu membesarkan PAN. Namun Hatta Rajasa punya pesan khusus untuk Zulkifli Hasan.

"Semangat kebersamaan ini jangan dicederai dengan upaya geser-menggeser, pecat-memecat, atau mengganti tidak sesuai prosedur. Ini yang disampaikan Bang Hatta kepada Bang Zul," kata loyalis Hatta yang juga Wali Kota Bogor Bima Arya S, Kamis (12/3/2015).

Zulkifli sudah menyanggupi permintaan Hatta Rajasa tersebut. Zulkifli tak akan melakukan pemecatan yang tidak sesuai prosedur. "Bang Zul sampaikan jangan sampai ada pemecatan atau pemberhentian pasca-kongres agar semua berjalan dengan baik," kata Zulkifli.

Bima Arya berharap kesepakatan itu dipatuhi. Kalau tidak, mungkin situasinya bisa berubah. "Sepertinya kalau ada pemecatan, pergeseran, situasinya akan lain. Jadi semangat kita bergabung dan kita percaya Bang Zul akan bijaksana dan akan melakukan hal-hal itu. Ini yang semua sedang kita cermati di pusat dan daerah," pungkasnya.

Pembukaan Kongres PAN memang sempat membara bahkan hingga terjadi insiden pelemparan kursi, ketegangan yang mengakibatkan salah seorang peserta kongres terluka di bagian kepala. Di ujung perhelatan, Zulkifli Hasan yang berhasil memenangi pungutan suara atas rivalnya, Hatta Rajasa, akhirnya didapuk memimpin partai berlambang matahari terbit itu untuk periode 2015-2020.

Dari hasil voting, Zulkifli memperoleh 292 suara sementara Hatta Rajasa hanya mendapat 286 suara. Sebanyak 4 surat suara dinyatakan rusak.

Hatta Rajasa memang sudah menunjukkan sikap legowo saat menyalami Zulkifli meskipun penghitungan suara belum selesai. Tak hanya bersalaman, mereka berdua juga langsung melayangkan ciuman selamat ke pipi masing-masing.

Sikap legowo Hatta Rajasa dan sikap menghormati Zulkifli juga membuat para pendukung masing-masing kubu mengambil sikap serupa. Ratusan pemilik suara dan Hatta Rajasa dan Zulkifli bersama-sama menyanyikan lagu Indonesia Raya.

"Perolehan suara Hatta Rajasa 286 suara, Zulkifli Hasan 292 suara, selisih suara 6 dengan catatan 4 suara rusak dan total suara 582," kata Ketua SC Kongres PAN Bali, Taufik Kurniawan, di The Westin Bali, Minggu (1/3) malam.

Tjatur Sapto Edy kemudian mengesahkan hasil rapat SC malam hari ini. "Apakah disetujui?" tanya Tjatur. "Setuju....!!!" teriakan peserta kongres langsung disambut ketuk palu pimpinan sidang sekaligus menutup rapat malam ini.

Proses itu sendiri berlangsung secara tertutup dan rahasia. Kemudian pada proses penghitungan suara, kejar mengejar suara juga sempat terjadi. Zulkifli Hasan yang terus memimpin perolehan suara, sempat disalip sekali oleh Hatta Rajasa saat suara sudah lebih dari 500 suara.

Suasana berlangsung tenang, namun agak riuh saat tinggal beberapa suara lagi.‎ "Hatta Rajasa..." ucap pembaca suara. "Zulkifli Hasan..." lanjutnya di kertas berikutnya.

Saat satu perolehan suara dibacakan, baik Zulkifli maupun Hatta Rajasa tampak serius mencatat. Sesekali keduanya bertopang dagu hingga kembali mencatat saat nama mereka disebut dari kertas suara. Namun akhirnya, Hatta Rajasa memang harus mengakui keunggulan Zulkifli Hasan.

Menyambut kemenangannya, Zulkifli menegaskan bahwa ini bukan kemenangan pribadinya semata. "Alhamdulillah. Agenda yang penting, agenda partai kongres ini yang paling menyita energi, Alhamdulillah telah berjalan baik," kata Zulkifli usai dinyatakan menang di The Westin Hotel, Nusa Dua, Bali, Minggu (1/3).

Pernyataan itu disampaikan Zulkifli dengan didampingi Amien Rais. Ketua MPR ini meyakini kemenangan ini adalah milik partai. "Ini bukan kemenangan saya tapi ini kemenangan partai," tegasnya.

Sayangnya ketegangan yang diciptakan saat pembukaan kongres sepertinya masih tersisa, khususnya di benak Hatta Rajasa. Sang mantan ketua umum yang berseteru dengan Ketua MPP PAN Amien Rais ini, masih memperlihatkan perseteruannya hingga akhir acara.

Setelah Zulkifli dipastikan unggul, Amien Rais langsung menuju panggung utama, namun tak menemui Hatta Rajasa. Amien tak mendekat ke meja di mana berdiri Zulkifli Hasan, Hatta Rajasa dan pimpinan sidang lain. Dia hanya menyalami dan berpelukan dengan beberapa pimpinan parpol pendukung.

Zulkifli seperti menjaga jarak dengan meja sidang. Lalu entah apa penyebabnya, Hatta Rajasa langsung turun dari panggung utama melalui jalan belakang, tak menemui Amien. Setelah itu, Zulkifli kemudian maju ke depan meja dan menyalami Amien Rais.

Suasana masih sesak saling berdesakan karena banyak kader yang naik ke panggung. Tak lama, menyusul Soetrisno Bachir juga mendekat memberi ucapan selamat kepada Zulkifli. Selanjutnya, Zulkifli dan para pendukungnya sama-sama bergerak ke dalam hotel.‎

BACA JUGA: