JAKARTA, GRESNEWS.COM - Partai Amanat Nasional (PAN) memastikan dukungannya pasangan nomor urut 3 Anies Baswedan - Sandiaga Uno pada putaran kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta. Rencananya dukungan DPP PAN itu akan dideklarasikan pada Rabu malam.

Anggota DPR dari Fraksi PAN Hendri Susanto mengungkapkan, keputusan PAN untuk mendukung Anies Baswedan atas pertimbangan Partai PAN yang menginginkan calon alternatif pemimpin DKI Jakarta selain Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. "DPP PAN diberi amanat undang - undang untuk mendukung pasangan calon pada pilkada. Dukungan terhadap Anies - Sandi mendeklarasikan Rabu," ujar politisi daerah pemilihan Banten, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (20/3).

Dukungan tersebut, tambah Yandri, tidak akan menganggu peta politik PAN yang mendukung pemerintah ditingkat nasional. Dia memastikan hubungannya PAN dengan partai yang berbeda dukungan pada PDIP, Golkar maupun Nasdem akan tetap solid mendukung pemerintahan Joko Widodo.

Selama ini PDIP, Nasdem, Hanura dan Golkar yang merupakan sekutunya di koalisi pemerintahan mendukung Basuki Tjahaja Punama yang merupakan lawan tanding Anies Baswedan dalam Pilkada DKI.

PAN sendiri merupakan pendukung pasangan nomor urut satu (Agus-Sylvi) pada putaran pertama. Namun pasangan Agus terhenti karena perolehan suaranya tidak mencukupi masuk pada putaran kedua Pilkada.

Menurut anggota DPR Komisi II ini, dukungan terhadap pasangan yang didukung Partai Gerindra dan PKS hanya atas dasar pertimbangan pribadi Ahok. Sementara untuk hubungan dengan partai pendukung Ahok, Partai PAN tetap harmonis. "Visi Misi PAN tidak sesuai dengan karakter Ahok. Masalahnya pada pribadi Ahok sendiri. Dengan PDIP kami harmonis," ujar Yandri.

DUKUNGAN MENGUAT - Dukungan itu dinilai positif bagi masa depan Partai PAN pada pemilihan kepala daerah mendatang dan Pemilu 2019. Menurut pengamat politik UIN Jakarta Adi Prayitno, dukungan itu akan berdampak pada merupakan sikap realistis PAN ditengah kegaduhan partai menjelang putaran kedua.

Dukungan PAN, sambung Adi Prayitno, memang sangat sulit. Sikap yang berbeda, dari sebagian besar partai penyokong pemerintah PAN mampu berpikir positif agar tidak ditinggal konstituennya. Meskipun padangan Ahok - Djarot juga mengantongi dukungan yang cukup kuat untuk memenangkan putaran kedua.

"Sebab di level grass root, massa PAN banyak yang anti Ahok karena dianggap menista agama. Bahkan, PAN rela direshuffle dari pada mendukung Ahok-Djarot," kata Adi melalui pesan singkatnya kepada gresnews.com, Selasa (21/3).

Selain itu, jika dukungan tersebut diarahkan kepada pasangan Ahok-Djarot itu pun akan mengamankan posisi Partai PAN dalam format koalisi pendukung pemerintah. Dengan begitu, dengan sikap politik linier itu PAN minim terhadap risiko politik termasuk akan terdepan dari kursi kabinet.

Dia melihat, PAN tidak mau terjebak dalam kepentingan pragmatis dalam jangka pendek. Pertaruhannya, PAN bisa berpotensi ditinggalkan jika dukungan diarahkan kepada pasangan Ahok-Djarot. Namun satu sisi, PAN memainkan sikap yang berbeda dari partai pemerintah yang mendukung Ahok-Djarot.

"Sepertinya PAN tak mau main pendek dan lebih berorientasi politik jangka panjang. Di sinilah PAN melakukan perjudian politik itu. Satu sisi PAN berbeda sikap politiknya di pilkada Jakarta dengan partai pemerintah yang dukung Ahok-Djarot, namun pada saat bersamaan PAN juga tak mau ditinggalkan pemilihnya jika mendukung paslon nomor urut 2," ungkap Adi.

BACA JUGA: