JAKARTA, GRESNEWS.COM - Keputusan pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Hatta Rajasa yang menyatakan menarik diri dari proses Pilpres berdampak pukulan bagi indeks harga saham. Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) pun mendadak anjlok hingga lebih dari 2 persen atau 100 poin tak lama setelah munculnya pernyataan tersebut.

Namun Head of Research KSK Financial Group David Cornelis mengatakan turunnya IHSG itu tidak bertahan lama. Secara historis langsung diikuti oleh koreksi yang besaran. Sebagai contoh gejolak IHSG saat pencalonan di pertengahan Maret hanya bertahan tiga hari penguatannya, kemudian diikuti penurunan yang sama.

Lalu, saat pileg juga IHSG pun menguat kembali, 1 hari setelah pileg IHSG kembali bergerak negatif. Begitu juga setelah Pilpres hanya bertahan dua hari bergerak positif, lalu diikuti dengan pelemahan yang besarnya melebihi posisi sebelum IHSG. "Jadi tiga kejadian tersebut pasar bersifat netral. Hanya sentimen sesaat," kata Cornelis kepada Gresnews.com, Jakarta, Selasa (22/7).

Disatu sisi, menurut Cornelis dengan penurunan IHSG,  hal itu justru merupakan kesempatan bagi investor untuk beli saham dengan harga yang lebih murah. Artinya, dalam kondisi saat ini pasar pun merespon secara rasional, dan dari model statistik pasarnya terlihat ´efek´nya hanya fenomena pasar saja.  "Jadi semua hanya sentimen, bukan fundamental. Hal tersebut tidak akan bertahan lama," kata Cornelis.

Menanggapi hal itu, pengamat ekonomi Farial Anwar mengatakan bahwa para pelaku pasar memiliki karakter oportunis, yang memiliki tujuan hanya mencari keuntungan secepatnya.
Farial mengatakan perilaku pasar modal Indonesia sangat meniru pihak asing. Jika investor asing menjual saham, maka investor lokal juga menjual. Ketika investor asing membeli, investor lokal juga membeli. Hal itu dilakukan oleh investor lokal tanpa dasar analisa dan itu pun tidak memperdulikan siapa presidennya.  "Jadi mereka (investor saham) tidak peduli siapa yang berkuasa, siapa yang menang, bisa tidak masuk dengan mudah dan bisa tidak keluar dengan mudah," kata Farial kepada Gresnews.com, Jakarta.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia, pada pukul 14.30 waktu Jakarta Auto Trading System (JATS), IHSG melemah 1,5 persen. Kemudian setengah jam kemudian pakal 15.00 waktu JATS, IHSG ambruk 90,78 poin atau 1,7 persen.

BACA JUGA: