JAKARTA, GRESNEWS.COM - Walaupun sudah melakukan islah terbatas, nampaknya konflik antara kedua kubu di Partai Golkar belum juga redam. Pasca Kantor DPP Golkar diserang sekelompok orang tak dikenal, kedua kubu mulai saling menyalahkan.

Klarifikasi kasus penyerangan kantor DPP Golkar di Slipi, Jakarta Barat, disampaikan Golkar Kubu Munas Bali yang membantah telah melakukan perbuatan tersebut. Mereka menyatakan pihak Munas Ancol hanya mencari pengalihan opini semata.

"Mereka sudah kalah berkali-kali, jadi wajar melakukan pengalihan opini," ujar Sekretaris Fraksi Golkar Bambang Soesatyo di Gedung DPR RI, Senayan, Selasa (9/6).

Walaupun sebenarnya pihak Kubu Munas Bali memang berencana mengambil alih. Namun, kata Bambang, akan diselesaikan dengan cara-cara yang formal dan sesuai prosedur hukum yang berlaku. "Kami tak akan lakukan dengan cara-cara premanisme ataupun rebut paksa," ujarnya.

Ia malah menuding penyerangan kantor DPP Golkar dilakukan sendiri oleh pihak Munas Jakarta yang digawangi Agung Laksono. Sebab, dari sejumlah informasi yang didapatkannya, sejak Jumat (5/6) DPP Golkar sudah digembok dan pengamanan diperbanyak.

"Apalagi yang menyerang hanya sekitar 60 orang saja, jelas sudah disiapkan, mereka bayar orang lalu merasa terzalimi. Inikan taktik lama," cibirnya.

Tuduhan penyerangan yang dialamatkan pada kubunya pun dianggap sebagai sebagai upaya pencemaran nama baik. Hal ini dilakukan lantaran pihak Kubu Jakarta sudah terpojok karena kalah dalam dua kali pengadilan, yakni di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan Pengadilan Negeri Jakarta Utara.

Ia bahkan menyamakan taktik Kubu Munas Jakarta ini seperti langkah preman yang tak memiliki jalan keluar. "Jangan buat tipu-tipu baru lagi. Mungkin mereka paranoid sampai ketakutan sendiri," katanya.

Jusuf Kalla sebagai mediator pun akhirnya diminta menyampaikan kepada kubu Munas Jakarta bahwa langkah seperti ini tidaklah baik dan benar. "Kita minta Pak JK untuk menyadarkan mereka," katanya.

Sebelumnya Ketua DPP Golkar hasil Munas Ancol Leo Nababan mengatakan penjagaan ketat di DPP Golkar hari ini dilakukan atas perintah langsung Ketua Umum Agung Laksono. Penjagaan ketat juga dilandasi lantaran adanya ancaman pengambilalihan kantor DPP oleh pihak Aburizal Bakrie (Ical).

"Kemarin kan ada ribut-ribut penyerangan, juga sampai sekarang kami masih mendapatkan teror," katanya.

BACA JUGA: