JAKARTA, GRESNEWS.COM - Proses islah terbatas yang akan dilakukan Golkar sore nanti agaknya tak akan membawa banyak perubahan. Walaupun dapat mengikuti pilkada serentak, namun para calon kepala daerah dari Golkar tetap akan mengalami diskriminasi dari kelompok yang berlawanan. Akibatnya para calon incumbent ini banyak yang pindah tunggangan politik.

Hal ini tentu dikarenakan konflik Golkar sudah masuk hingga lini daerah, sehingga islah terbatas tak akan menyelesaikan permasalahan. Contohnya Bupati Belitung Timur Basuri Tjahaja Purnama adik dari Gubernur DKI Jakarta, Ahok yang sudah terlanjur dicap kubu Agung Laksono sehingga akhirnya pilih berganti partai.

"Hal ini lantaran kubu Ical memerintahkan pindah, islah terbatas hanya akan mnimbulkan konflik yang lebih luas," kata Nico Harjanto, Ketua Populi Center dalam diskusi bertajuk "Menghitung Problematika Pilkada Serentak" di Gado-Gado Boplo, Menteng, Sabtu (30/5).

Formula islah terbatas Golkar, dilakukan hanya pada tingkatan pusat saja, sedang pada tingkatan daerah akan susah realisasinya. Sebab, kader yang mendaftar sebagai kepala daerah dari satu kubu pasti akan mendapat ancaman dari kubu lainnya. "Jika mau, selesaikan dengan penyelesaian pragmatis, main jatah," katanya.

Misalnya, Golkar membagi jatah para calon kepala daerahnya per wilayah atau per pilkada. Daerah pun tak akan dapat menuntut islah sempurna, lantaran konflik dualisme ini sudah terpolarisasi hingga ke bawah. Dan berpotemsi menimbulkan konflik yang lebih besar.

"Sebenarnya para calon dari Golkar tenang saja, jika bagus mutunya maka partai lain akan melirik," katanya.

Apalagi, Nico melihat peluang masuknya partai lain sebagai pengusung calon dari Golkar berada pada Nasdem yang merupakan pecahan dari Golkar. "Mereka pasti tahu mana kualitas kader Golkar yang baik, PDIP pun tak menutup kemungkinan," katanya.

Hal berbeda dinyatakan Adi Suryadi Culla Pengajar FISIP Universitas Hasanuddin. Dia mengatakan, konflik internal Golkar hanya bermasalah di pusat dan tak berpengaruh pada daerah. Bahkan pada Sulawesi Selatan sebagai tempat perolehan suara Golkar calon incumbent yang saat ini menjadi Gubernur dapat membentuk Golkar daerah yang solid.

"Tak bermasalah, mereka siap menyalonkan diri, bahkan pelaksana tugas yang ditunjuk DPP ditolak, karena tak berhasil masuk," ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Kemungkinan konflik terpolarisasi di daerah dan menyebabkan para calon Golkar pindah partai, menurutnya bergantung pada karakteristik daerah masing-masing. "Pusat selesaikan saja persoalan kalian, karena di daerah baik-baik saja," katanya.

Ia juga meminta islah terbatas harus jelas sistematikanya, jika perlu maka dilakukan islah sempurna. Sebab Golkar bukanlah sebuah kepanitiaan melainkan organisasi politik berupa partai sehingga jelas harus ada kerjasama tim yang kuat. Bukan kepanitiaan ke bawah. "Keutuhan yang dibutuhkan, jadi bukan islah terbatas melainkan islah seutuhnya," katanya.

BACA JUGA: