JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pembangunan pelabuhan Cilamaya saat ini terancam bakal terkatung-katung akibat tidak adanya kejelasan sikap dari pemerintah untuk meneruskan atau tidak proyek yang termasuk dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) itu. Pelabuhan tersebut sejatinya bakal dibangun dengan tujuan untuk mendukung kegiatan pelayaran di pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Cirebon.

Pembangunan pelabuhan Cilamaya dinilai penting karena pelabuhan Tanjung Priok saat ini telah mengalami kelebihan kapasitas dan pelabuhan Cirebon pun juga memiliki ruang yang sangat terbatas untuk ekspansi.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby Mamahit mengatakan, proyek pembangunan Cilamaya seharunsya sudah dapat dikerjakan pada tahun 2015. Pembangunan tersebut memang dilakukan secara bertahap. Dia menuturkan untuk studi kelayakan pelabuhan Cilamaya sudah selesai dilakukan. "Untuk tahap berikutnya pelelangan konstruksi proyek," kata Bobby kepada Gresnews.com, Selasa (29/7).

Dia menambahkan pembangunan Cilamaya harus segera dilakukan karena mendukung kegiatan distribusi pelabuhan Tanjung Priok yang semakin padat. Bobby menjamin pembangunan pelabuhan Cilamaya tidak akan menganggu aktivitas distribusi di pelabuhan Kalibaru.
"Pembangunan pelabuhan Cilamaya harus diprioritaskan," kata Bobby.

Hanya saja, ternyata pembangunan pelabuhan ini hingga menjelang berakhirnya masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, belum juga mendapat kejelasan. Menurut Deputi Bidang Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Lucky Eko Wuryanto proyek pembangunan Cilamaya tidak akan berjalan jika Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung (CT) tidak memberikan izin.

Dia menambahkan CT yang akan memutuskan kapan periode pelaksanaan pembangunan pelabuhan Cilamaya. "Pada prinsipnya dia setuju untuk diteruskan," kata Lucky. Hanya saja entah kenapa izin itu belum juga diberikan secara tertulis oleh Menko Perekonomian. Padahal, jika menunggu rezim Jokowi membentuk kabinetnya, proyek ini kemungkinan bakal bisa tertunda hingga Desember. Atau mungkin juga dibatalkan, jika Jokowi memiliki agenda pembangunan lain dan tidak mengikuti program MP3EI.

Menurut data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang diterima oleh Gresnews.com, pembangunan tersebut dengan melihat pertumbuhan masa depan internasional aktivitas pengiriman di bagian Utara Jawa Barat harus diakomodasi oleh fasilitas pelabuhan yang memadai. Pembangunan Cilamaya nantinya akan mengurangi biaya transportasi untuk industri Utara Jawa Barat daerah yang meningkatkan komparatifnya.

Untuk lingkup pengerjaannya, pembangunan pelabuhan tersebut seluas 250 hektar dengan ketinggian 4 meter diatas permukaan laut. Untuk reklamasi areal sekitar 140 hektar dan pantai daerah Ciparage sekitar 110 hektar. Untuk kedalaman kolam pelabuhan sedalam 13 meter, panjang kolam pelabuhan seluas 1,25 kilometer dan kolam dermaga pelabuhan sepanjang 2,5 kilometer. Jadi untuk total panjang dermaga seluas 3,4 kilometer.

Untuk jadwal proyek akan disiapkan di tahun 2013, untuk tender akan dilaksanakan di 2014, penandatanganan kontrak di tahun 2015, pelaksanaan kontruksi akan di jalankan di 2015 hingga 2018. Untuk operasi di tahun 2019.

 
BACA JUGA: