JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pengamat politik Universitas Padjajaran Muradi mengatakan, Prabowo Subianto harus membuktikan ucapannya bahwa dia akan memenangkan Pilpres 2014 jika tidak dicurangi. Sebelumnya, pasangan capres cawapres nomor urut satu itu mengaku didukung separuh lebih pemilih diseluruh Nusantara dan mustahil jika kalah.

Menurut Muradi, pernyataan Prabowo itu ambigu dan tak berdasar. Kata dia, jika memang ditemukan kecurangan di lapangan, tinggal dilaporkan ke pihak penyelenggara atau aparat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pilpres. "Justru yang banyak melakukan kecurangan dilapangan adalah dia dan timnya. Jika ditemukan kecurangan tinggal dibuktikan. Didukung separuh lebih juga dari mana?" kata Muradi kepada Gresnews.com, Minggu (20/7).

Karena itu, Muradi mengingatkan agar Prabowo legowo dan bisa menerima kenyataan menang atau kalah. Sebagai seorang mantan prajurit TNI harusnya Prabowo bisa lebih ksatria dalam menghadapi dinamika politik. "Kalau memang kalah terima saja kekalahan itu," ucap Muradi.

Dengan menuding pihak lain melakukan kecurangan, kata Muradi, bos Partai Gerindra itu justru dinilai tengah membantah pernyataanya sendiri. Prabowo selalu mengatakan siap kalah dan menang dan menantang rivalnya Joko Widodo untuk menyatakan hal itu. "Tapi dia terlihat tidak siap kalah dan melakukan manuver untuk memenangkan diri sendiri," ujarnya.

Dengan sikap Prabowo yang sepeti itu, sambungya, sama saja mantan panglima Kostrad itu secara tersirat telah mengakui kekalahannya, tapi merasa menang. "Yang saya tangkap, mereka sebenarnya memaksakan diri mengaku menang," tegasnya,

Sementara, kubu rabowo Subianto-Hatta Rajasa, Fuad Hasan Masyhur, mengatakan capresnya itu dari awal sudah menyatakan siap menerima hasil keputusan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU). Namun, kata dia, yang menjadi persoalan bukan masalah siap menang atau kalah. Tetapi, yang ia sayangkan adalah adanya penggiringan opini publik seolah-olah Prabowo-Hatta sudah kalah dan dimenangkan oleh pasangan nomor urut dua Jokowi-JK

"Padahal, KPU baru akan mengumumkan hasil rekapitulasi nasional tanggal 22 Juli. Kok bisa, belum apa-apa sudah bisa bikin opini. Ini kan menimbulkan gesekan di bawah. Prabowo sudah tegaskan bahwa dia siap menang siap kalah. Itu imbauan seorang gentleman," kata Fuad, kepada Gresnews.com, Minggu (20/7)

Mengenai pernyataaan Prabowo yang menyatakan adanya kecurangan, ia membenarkan hal itu. Menurutnya, laporan kecurangan itu didasarkan adanya laporan yang terjadi di daerah-daerah. Karena itu, Prabowo meminta untuk mengadakan pemungutan suara ulang di beberapa TPS.

Justru, mereka yang sudah mengklaim kemenangan dari awal adalah tindakan yang keliru dan melangkahi wewenang KPU sebagai penyelenggara yang berhak memutuskan hasil Pemilu. "Jadi seolah jika hasil KPU nanti menangkan Prabowo, kami yang dianggap curang. Inikan jelas dari awal sudah terjadi penggirangan opini," paparnya.

BACA JUGA: