JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pernyataan Perdana Menteri Australia Tony Abbot yang mengungkit bantuan tsunami Aceh terkait rencana eksekusi mati dua terpidana mati terhadap warganya dianggap merendahkan Indonesia. Terlebih ada  anggapan, selalu ada maksud terselubung dalam setiap bantuan asing. Atas pernyataan itu rakyat Aceh geram dan tengah melancarkan gerakan pengumpulan dana untuk mengembalikan sumbangan  "pamrih" Australia.

"Wacana itu sungguh sangat memalukan karena keluar dari mulut seorang perdana menteri," ujar Anggota DPR RI Komisi III asal daerah pemilihan Aceh, Nasir Djamil dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Jumat (20/2).

Ia mengecam pernyataan yang seolah meminta balas budi atas bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pascabencana tsunami. Serta menukarnya dengan pembebasan eksekusi mati dua warga negaranya yang terlibat sindikat narkoba kelompok Bali Nine. Ia meminta perdana menteri segera menghitung berapa banyak bantuan yang pernah dikucurkan untuk pembangunan Aceh.

"Ini sangat serius dan menghina rakyat Aceh," katanya.

Sikap tersebut juga semakin menguatkan opini publik bahwa dibalik bantuan luar negeri selalu terselip kepentingan. Dengan kata lain "tidak ada makan siang yang gratis".

"Kami juga sadar bahwa bantuan asing ke Aceh saat rehab dan rekonsoliasi justru banyak yang dinikmati oleh negara donor," geramnya.

Sehingga rakyat Aceh baik di dalam dan luar negeri diyakini akan merasa terhina dan mampu mengumpulkan uang untuk mengganti bantuan materi dari Australia. Terbukti dari pantauan media sosial twitter, gerakan #KoinUntukAustralia telah mengemuka. Para pengguna akun twitter yang bahkan tak hanya berasal dari Aceh serius menyatakan akan mengumpulkan uang pengembalian bagi Autralia.

Seperti yang dilansir Sydney Morning Herald, Tony mengungkit bantuan kemanusiaan Aceh sejumlah miliaran dollar. Mayoritas bantuan tersebut digunakan untuk pembangunan rumah yang rusak diterjang tsunami 2004 lalu. Ia meminta pembatalan eksekusi mati dua warganya yang terlibat penyelundupan narkotika di Bali dengan menyinggung bantuan tersebut.

"Tolong jangan dilupakan saat Indonesia diterpa tsunami, kami langsung mengirimkan bantuan miliaran dollar," katanya, Rabu (18/2).

BACA JUGA: