JAKARTA, GRESNEWS.COM - Perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang cukup tinggi yakni sebesar 9% dalam pemilihan legislatif menjadi daya tarik tersendiri. Perolehan ini menjadikan PKB memegang peranan penting dalam pilpres mendatang.

Direktur Eksekutif PolcoMM Institute Heri Budiyanto menilai, PKB bisa berkoalisi dengan partai manapun. Bahkan PKB bisa membuat koalisinya sendiri. "PKB itu di atasangin, dia (PKB) itu gadis cantik. Dia bisa (berkoalisi) dengan poros PDIP, poros Golkar, poros Gerindra, bahkan bisa membentuk poros baru," kata Heri dalam sebuah diskusi di Jakarta kemarin.

Menurut Heri, poros baru itu akan terbentuk jika Golkar menurunkan target dari capres menjadi cawapres. Selain itu kemungkinan PKB  untuk berkoalisi dengan PDIP cukup terbuka. PKB sendiri kemungkinan akan berkoalisi dengan Demokrat. "Tetapi koalisi paling realistis bagi PKB adalah dengan PDIP," tambahnya.

Peluang kemungkinan koalisi antara PKB dan PDIP diamini oleh Sekjen PKB Imam Nachrowi. Menurut Imam, PKB dan PDIP mempunyai basis yang sama, dan pernah bekerja sama dalam pemerintahan. Namun saat dikonfirmasi wartawan tentang siapa nama yang akan diajukan PKB untuk pasangan cawapres Jokowi, PKB mengaku memiliki dua nama, yaitu Mahfud MD (Mantan Ketua MK) dan Rhoma Irama.

Selain dengan PDIP, PKB menyatakan membuka kemungkinan berkoalisi dengan siapa pun. Imam mengklaim, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mempunyai kedekatan dengan Aburizal Bakrie (Ical) dan Akbar Tanjung. "PKB membuka semua kemungkinan (berkoalisi)," kata Imam.

Sementara itu anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Melani Leimena Suharli dalam diskusi itu sempat melontarkan wacana menarik tentang koalisi antara Partai Demokrat dan PKB. "Bagaimana Mas Imam, jika Partai Demokrat mengajukan capres, dan cawapresnya dari PKB?" tanya Melani. Imam pun menanggapi kelakar itu dengan jawaban, "Tergantung apakah capresnya dari peserta konvensi atau yang lain?" ledek Imam.

Perolehan suara 9,7% PKB, tidak membuat PKB jumawa. Justru, kata Imam, target PKB sebenarnya adalah 11%. Ia membantah dengan perolehan tersebut partainya tidak merasa menjadi penentu koalisi. Dengan diplomatis ia menjawab bahwa semua partai adalah penentu koalisi. "Semua partai sahabat kita, semua partai penentu koalisi," ujar Imam.

BACA JUGA: