JAKARTA, GRESNEWS.COM - Panggung Pilgub Jawa Timur memang seolah sudah dikuasai oleh dua tokoh dari "trah" Nahdlatul Ulama (NU) yaitu Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa. Namun, dominasi Gus Ipul-Khofifah, coba digoyang oleh PKS yang menawarkan wacana mengusung poros ketiga bersama PAN dan Gerindra.

Soal siapa yang bakal diusung oleh ketiga partai ini memang belum terlalu jelas. Namun belakangan muncul wacana mengusung tokoh yang juga dari trah NU yaitu putri presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid. Munculnya nama tokoh perempuan bernama lengkap Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid itu, memang diakui karena da keterkaitan dengan Partai Gerindra.

Selama ini suami Yenny, Dhohir Farisi, pernah duduk sebagai anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra pada periode lalu. Jejak suaminya ini bisa menjadi portofolio Yenny sebagai perwakilan Partai Gerindra. Nah, wacana mengusung Yenny menguat setelah PAN juga menyatakan bakal mendukung.

Ketua DPP PAN Tjatur Sapto Eddy menyatakan dukungan itu dengan tegas. "Jadi dengan munculnya Yenny ini malah baik. Kader PAN bisa di posisi kedua," ungkapnya.

PAN, kata Tjatur, tetap akan menyodorkan pendamping. "Nanti bisa Yenny dengan Anang atau Bupati Bojonegoro Suyoto," kata Tjatur.

PAN memang tampak ngotot mengajukan pendamping buat calon dari Gerindra di Pilgub Jatim. Sebelumnya, saat muncul nama kader Gerindra Moreno Soeprapto sebagai cagub, PAN menyiapkan Anang Hermansyah sebagai bakal cawagub. "Kemarin kan ada Moreno Soeprapto, kami siapkan Anang. Setidaknya kalau di Jawa Barat tidak ada kader PAN (sebagai calon wakil gubernur), di Jawa Timur harusnya ada," kata Tjatur.

PAN juga menyiapkan nama Bupati Bojonegoro Suyoto sebagai cawagub. Namun, menurut Tjatur, agak janggal jika Suyoto jadi cawagub untuk Moreno. Ini lantaran dari sisi pengalaman politik dan birokrasi, Suyoto lebih senior dibanding Moreno.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengakui Yenny Wahid dan Dhohir masih keluarga besar Partai Gerindra. Hanya, mengenai kepastian akan mengusung Yenny atau tidak, informasi itu baru akan diumumkan dalam dua-tiga hari ke depan.

Sementara itu, Juru bicara PKS Mardani Ali Sera mengakui nama Yenny memang mengemuka untuk diusung di Pilgub Jatim. Selama ini Yenny sudah memiliki kedekatan dengan ketua umum seluruh partai koalisi: Gerindra, PAN, dan PKS.

Sedangkan Presiden PKS Sohibul Iman menyatakan koalisi belum menetapkan calon untuk Pilgub Jawa Timur. "Belum ada pembicaraan tentang Mbak Yenny. Mungkin itu aspirasi di internal Gerindra," kata Presiden PKS Sohibul Iman.

Jumlah gabungan kursi Gerindra, PAN, dan PKS di DPRD Jawa Timur adalah 26. Gerindra memiliki 13 kursi, PAN memiliki 7 kursi, dan PKS 6 kursi di Jatim. Jumlah tersebut memenuhi persyaratan 20 persen suara atau setara dengan 20 kursi untuk mengusung cagub dan cawagub di Jatim.

BELUM JELAS - Sikap PKS dalam rencana koalisi poros ketiga ini sendiri memang belum terlalu jelas. Terkait pencalonan Yenny, Sohibul Iman berharap segera ada keputusan. "Terakhir ini muncul nama Mbak Yenny. Tapi itu belum dikomunikasikan, mungkin nanti tanggal 4," ujarnya.

Sohibul berharap pertemuan dengan PAN dan Gerindra sudah bisa memutuskan jagoan di Jatim. Sohibul mengakui dinamika Pilgub Jatim cukup menyita pikiran. "Mudah-mudahan pertemuan berikut kami bertiga bisa clear-lah ya. Jawa timur ini luar biasa, paling menguras pikiran," ucap Sohibul.

Meski begitu, PKS mengakui cenderung memilih Saifullah Yusuf (Gus Ipul). Sedangkan PAN dan Gerindra masih alot terkait Pilgub Jatim, meski cenderung ke Gus Ipul atau Khofifah Indar Parawansa.

"Jadi kalau memang kami harus memilih di antara yang ada saat ini, PKS cenderung memilih ke Gus Ipul. PAN kalau harus memilih dua yang sekarang. Dua-duanya teman saya, Khofifah teman saya, Gus Ipul teman saya," tutur Sohibul.

"Makanya mending bikin poros baru. Gerindra gimana Gerindra? Prabowo bilangnya, ´Kalau memang tidak ada poros baru, sudahlah saya ikut PKS saja.´ Makanya jadi belum clear yang di Jatim ini," ungkap Sohibul menceritakan alotnya pembahasan Pilgub Jatim.

Terkait wacana ini, Partai Nasdem menilai hal itu justru membuat kontestasi politik jadi lebih menarik. "Semakin banyak poros, semakin membuka peluang kontestasi semakin menarik dan dinamis. Tidak ada ancaman. Karena ancaman sama, semua punya kesempatan yang sama, peluang yang sama, strategi-strategi politiknya yang berbeda. Karena semakin banyak pasangan calon, tentu distribusi suara semakin luas," ucap Sekjen DPP Partai NasDem Johnny G Plate di kantornya, Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (2/1).

Johnny memandang, bila poros baru mengusung Yenny Wahid, akan menambah alternatif nama calon Gubernur Jatim yang bisa dipilih. Johnny yakin profil cagub dan strategi pemenangan masing-masing koalisilah yang akan memenangkan Pilgub Jatim mendatang.

"Tidak kompleks, malah semakin meriah. Itu hak konstitusional, baik hak konstitusional calon figur maupun partai politik. Dalam demokrasi Indonesia yang sudah mekar ini, kita hormati itu. Akan tetapi, dalam sisi strategi pemenangan, yang berbeda hanya strateginya. Karena apa? Karena Profil kontestasinya bakal berbeda kalau pesertanya bertambah, apakah lebih baik atau tertantang, sama. Yang berbeda itu strateginya, ya," ucap dia. (dtc)


BACA JUGA: