JAKARTA, GRESNEWS.COM - Sejumlah politisi partai politik merespon pertemuan antara Jokowi dan Hatta Rajasa di rumah ketua umum Nasdem Surya Paloh, Senin (1/9) malam. Banyak yang berspekulasi pertemuan itu merupakan sinyal PAN akan bergabung dengan kubu Jokowi-JK.

Spekulasi itu memang tidak sepenuhnya salah mengingat Wakil Sekjen PAN Teguh Juwarno juga pernah menyatakan di internal PAN sendiri memang ada desakan untuk bergabung ke sana. "Jadi, begini. Kita juga tidak menutup mata apa yang ada di arus bawah. Kemudian kalau diminta untuk membangun bangsa ini ya, kenapa tidak?" ujar Teguh.

Nasdem pun, sudah membuat pernyataan akan bersikap terbuka jika PAN ingin bergabung. "Jadi apakah ada kemungkinan koalisi, tidak menutup kemungkinan," kata Sekjen NasDem Patrice Rio Capella, Selasa (2/9).

Rio mengatakan, soal pertemuan itu dirinya tidak mengetahui pasti materi pembicaraan antara Jokowi, Hatta dan Surya Paloh, karena Rio tak ikut hadir dalam pertemuan. "Tapi menurut saya semua kemungkinan bisa terjadi," lanjutnya yakin.

Hatta sendiri mengakui bertemu Jokowi pada Senin (1/9) di kediaman Surya Paloh. Hatta mengaku hanya memberi ucapan selamat bagi Jokowi. "Bukan berarti habis kompetisi kita tidak tergur-teguran tidak sapa-sapaan. Kan tidak benar kayak gitu," sebut Hatta di Puri Cikeas.

Pertemuan itu juga mendapat sambutan baik dari politisi PDIP Eriko Sotarduga. Anggota komisi V fraksi PDIP ini mengatakan, pertemuan tersebut merupakan investasi penting agar kedua kubu kedepan bisa berkomunikasi lebih baik lagi dan memberikan sinyal yang positif. "Tentunya kalau petinggi partai sudah bertemu ini menambah untuk bisa berbicara lebih jauh lagi. tapi kita tunggu langkah-langkah berikutnya," katanya di Nusantara II DPR, Jakarta, Selasa (2/9).

Politisi PDIP lainnya Pramono Anung menilai pertemuan tersebut bagian dari silaturahmi dan cara berdemokrasi yang baik. Ia mengatakan Hatta secara pribadi mengapresiasi keputusan MK dan sudah menyampaikan bahwa pilpres harus didukung bersama. "Kalau ada lanjutan komunikasi ini bagian dari titik temu karena tidak bisa bangsa ini diurus sendirian," katanya di DPR, Jakarta, Selasa (2/9).

Hanya saja dari internal PAN dan koalisi merah putih sendiri ada juga yang tak yakin pertemuan itu merupakan sinyal untuk bergabung dengan Jokowi. Anggota komisi III fraksi PAN Taslim Chaniago mengatakan pertemuan antara Hatta dan Jokowi bukan tanda-tanda mau merapat tapi mau menjauh dan mempertegas posisi PAN.

Ia mengatakan PAN bersilaturahmi dengan Surya Paloh supaya jelas. Dia menyatakan, tidak ada pembicaraan PAN untuk keluar dari koalisi merah putih. "Mempertegas itu, pimpinan partai koalisi merah putih bertemu dengan presiden berada di luar pemerintah. Koalisi merah putih mengakui Jokowi presiden," katanya di DPR, Jakarta, Selasa (2/9).

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi I fraksi partai Golkar, Tantowi Yahya menjelaskan pertemuan tersebut hanya dalam rangka silaturahmi. Lebih lanjut, Tantowi mengklarifikasi, pertemuan Hatta Rajasa dengan Jokowi tidak membuat PAN otomatis keluar dari koalisi merah putih. "Secara politik dia tegas, PAN akan berada di luar pemerintahan," jelasnya. (dtc)

BACA JUGA: