JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla ke depan dinilai akan menciptakan iklim investor asing lebih liberal, ketimbang masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sebab kebijakan Jokowi dibidang ekopnomi adalah open door policy bagi investor.

Pengamat pasar modal dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Telisa Felianti mengatakan kemenangan Jokowi-JK merupakan keinginan para investor asing. Sebab dalam paparan kebijakan ekonomi Jokowi menyatakan akan menerapkan open door policy bagi investor. Hal ini berbeda dengan slogan Prabowo Subianto yang mengusung isu nasionalisme ekonomi, kemandirian ekonomi dan mengurangi ketergantungan asing. Artinya dengan kemenangan Jokowi sesuai dengan ekspektasi investor asing.

"Jadinya mereka (investor asing) mendorong pembelian saham di Indonesia karena presiden yang menang memang sesuai dengan harapan mereka. Mungkin daripada SBY, ini (Jokowi-JK) lebih liberal lagi," kata Telisa kepada Gresnews.com, Jakarta, Rabu (23/7).

Telisa mengatakan menguatnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 9 poin bukan hanya dipengaruhi oleh pemenangan Jokowi-JK, tetapi juga karena pengaruh eksternal Indonesia. Dia menilai kondisi eksternal saat ini telah menyebabkan para investor pesimis, karena kondisi politik luar negeri saat ini sedang dalam kondisi memanas. Misalnya konflik Timur Tengah, peristiwa pesawat MH-17.

Ditambah lagi kondisi pasar saham Indonesia lebih didominasi oleh investor asing. Meskipun investor dalam negeri juga ambil peranan, tetapi investor dalam negeri sifatnya sebagai pengikut (followers) investor asing. Artinya tetap investor asing yang menguasai pasar saham Indonesia."Saat ini memang Jokowi-JK yang membuat investor asing optimis walaupun secara globalnya sendiri mengalami sentimen negatif," kata Telisa.

Sementara itu, menurut pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati menilai para investor baik asing maupun lokal memang dari awal menginginkan sosok Jokowi memimpin Indonesia. Hal itu dikarenakan Jokowi menjanjikan kemudahan birokrasi, penyederhanaan perijinan birokrasi, dan ingin mempercepat infrastruktur. Menurutnya janji yang ditawarkan oleh Jokowi memang yang ditunggu oleh investor baik asing maupun lokal.

Enny mengatakan jika dalam janji kampanye dan platform ekonominya diterjemahkan dalam Rancangan Kerja dan Anggaran Pemerintah tetap konsisten maka yang akan terjadi investor lokal yang terpaksa menitipkan uangnya di luar negeri akan kembali di Indonesia. "Kalau konsisten asing dan lokal akan berbondong-bondong karena Indonesia akan menjadi negara yang prospektif," kata Enny kepada Gresnews.com, Jakarta, Rabu (23/7).

Enny mengatakan jika terjadi gejolak politik di Indonesia dan membawa dampak terhadap IHSG maka hal tersebut sifatnya sentimen. Menurutnya hal yang mempengaruhi dampak ekonomi hanyalah faktor kondisi fundamental seperti kebijakan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Dia menilai peristiwa politik pada saat pemilu yang berdampak terhadap ekonomi, hal itu hanyalah variasi di dunia politik.

Lagipula situasi politik yang berdampak terhadap ekonomi hanyalah sementara dan sifatnya hanyalah sentimen pasar. Jika situasi politik sudah reda maka kembali kondisi fundamental. "Indikator-indikator ekonomi itu prosesnya ada sebab dan akibat. Tidak ada peristiwa politik yang dominan terhadap ekonomi," kata Enny.

BACA JUGA: