JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pengumuman susunan kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) sangat dinanti-nanti oleh seluruh kalangan masyarakat, termasuk juga para pelaku pasar modal. Diharapkan susunan kabinet yang disodorkan pemerintahan Jokowi-JK tersebut mampu diisi oleh kalangan profesional dan bersih sehingga mampu membawa angin segar untuk pasar. Namun jika tidak, bisa jadi akan berdampak negatif kepada sentimen pasar.

Kepala Riset PT Bahana Securities Harry Su mengatakan kondisi politik memang sangat berpengaruh terhadap kondisi pasar, namun pengaruhnya tidak sebesar dengan pengaruh sentimen global. Menurutnya jika susunan kabinet yang dibentuk tidak sesuai dengan harapan pasar maka dapat diprediksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level terendah yaitu sebesar 4.850 point hingga 4.900 point. "Tentunya pasar antusias untuk menantikan susunan kabinet Jokowi-JK," kata Harry, di Jakarta, Kamis (23/10).

Sementara itu, Head of Research KSK Financial Group David Cornelis mengatakan susunan kabinet yang diumumkan nanti diharapkan memiliki kapabilitas untuk memenuhi target Presiden Jokowi meningkatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen. Meskipun angka pertumbuhan ekonomi tersebut kemungkinan baru dapat tercapai di tahun 2017, namun susunan kabinet yang mantap bisa membawa optimisme pasar dan diprediksi bisa mengantarkan IHSG ke level 9000 poin di tahun 2019.

Menurut David ada tiga kejadian penting dalam jangka pendek yang ditunggu oleh pelaku pasar yang juga dapat menciptakan resiko sistemik di pasar. Pertama, pengumuman kabinet bidang ekonomi-keuangan. Kedua, pengumuman kebijakan fiskal Amerika Serikat oleh The Fed (Bank Sentral AS). Ketiga, pemotongan subsisdi bahan bakar minyak (BBM).

Dia menambahkan secara historis dalam 7 kali inagurasi Presiden Indonesia yang berhubungan dengan IHSG dari H-1 hingga H+1 hanya menghasilkan rerata positif 0,8 persen dan rerata negatif 0,9 perrsen dalam sepekan setelah inagurasi pelantikkan Presiden.

Menurutnya sambutan pasar tertinggi yang pernah terjadi saat inagurasi pelantikkan Presiden Abdurrahman Wahid. Saat itu apresiasi pasar mencapai sebesar 15 persen. "Pelaku pasar mengharapkan kabinet yang dibentuk Jokowi adalah kabinet yang populis dan profesional," kata David.

BACA JUGA: