JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kemunculan mantan Teman Ahok yang  membeberkan adanya manipulasi dalam pengumpulan KTP untuk mendukung pencalonan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilkada 2017 justru dipertanyakan. Sejumlah pihak menilai kemunculan mereka disokong oleh lawan politik Ahok yang ingin menjegal pencalonan independennya dalam Pilkada DKI mendatang.

Namun Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani justru melihatnya lain. Muzani menyebut polemik ini terjadi setelah Ahok mendapatkan dukungan dari partai politik yakni Partai Nasdem, Partai Golkar, dan Partai Hanura. "Meski mantan bupati Bangka Belitung itu menyebut akan maju melalui independen," katanya.

Anggota Komisi I DPR itu pun mengaku heran dengan polemik tersebut. "Kalau Ahok memang kuat sebagai calon independen harusnya tidak butuh pakai partai. Sekarang bilang satu juta KTP tidak ada masalah, tapi kenapa sekarang malah bilang butuh parpol?" kata Murzani di Jakarta, Kamis (23/6)

Muzani menuding sebenarnya Ahok tak percaya diri untuk maju secara independen. "Jika benar Teman Ahok telah mengumpulkan satu juta KTP, kenapa Ahok tidak maju lewat jalur independen? Kalau memang sudah terkumpul satu juta KTP pasti sudah kuat, dan bisa maju secara perorangan, tidak perlu minta dukungan parpol," ujarnya.

Muzani menyebut hak ini pernah dilakukan Ahok waktu ke Gerindra. Tapi setelah dapat dukungan dia langsung kabur.

Sementara itu pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing mengatakan dengan adanya pengakuan mantan relawan Teman Ahok yang menyebut adanya pemalsuan KTP dalam pengumpulan data KTP maka pengumpulan satu juta KTP untuk mendukung Ahok maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2017 melalui jalur independen harus divalidasi oleh KPU. Apabila satu juta tersebut tidak bisa dibuktikan atau validasi, Ahok harus mundur dari pencalonan independen.

Hal sebaliknya, kata Emrus, juga harus dilakukan terhadap mantan Teman Ahok tersebut. "Pernyataan eks Teman Ahok harus dibuktikan kebenarannya. Apa yang disampaikan oleh mantan relawan Teman Ahok, perlu diklarifikasikan, agar publik bisa tahu kebenarannya," kata Emrus kepada gresnews.com, Kamis (23/6).

Menurutnya, soal kepentingan siapa di belakang eks relawan Teman Ahok, semuanya harus diusut tuntas, sehingga polemik yang terjadi saat ini terjawab. "Jangan sampai hanya untuk mengalihkan isu saja," ujar Emrus.

Emrus mengatakan sejauh ini ia melihat Ahok diduga akan maju melalui jalur parpol. Sebab terjadinya polemik ini membuktikan Teman Ahok tidak mampu membawa Ahok maju melalui jalur independen.

"Saya melihat Teman Ahok hanya sebagai bargaining untuk mengantar Ahok masuk melalui parpol agar mendapatkan dukungan tanpa syarat," jelasnya.

Dia menilai Ahok masih ragu maju melalui jalur independen. Ahok pun tidak mempermasalahkan dukungan parpol seperti Nasdem, Hanura, dan Golkar, yang ikut mengusung dirinya dalam Pilkada 2017.

KEPENTINGAN POLITIS - Munculnya pernyataan lima eks relawan Teman Ahok yang mengaku ada kecurangan dalam pengumpulan KTP untuk Ahok dibantah pihak Teman Ahok. Juru Bicara Teman Ahok, Singgih Widyastono, mengatakan, acara konferensi pers yang dilakukan oleh para mantan Teman Ahok di Cikini, Jakarta Pusat bernuansa politis dan ada kepentingan pihak tertentu. Ia menyebut ada pihak yang memanfaatkan relawan barisan sakit hati tersebut.

Pasalnya justru kelima orang eks relawan Teman Ahok tersebut sudah dipecat setelah melakukan kecurangan dan pemalsuan data saat bertugas untuk mengumpulkan KTP bagi dukungan Ahok maju Pilkada.

"Kalau mereka kami sebut merupakan relawan barisan sakit hati, karena ada tiga orang relawan telah kami pecat sejak lama. Alasan kami pecat disebabkan atas pemalsuan, data KTP," kata Singgih di Sekretariat Teman Ahok, Pejanten, Jakarta, Rabu (23/6)

Bahkan, kata Singgih,  kedua orang lainnya dipecat karena telah melakukan kesalahan besar "menikam" Teman Ahok dari belakang. Selain itu kecurigaan adanya unsur politik dari pernyataan eks Teman Ahok, diperkuat dengan adanya pesan berantai yang diduga dari salah seorang anggota DPR. Anggota dewan dari Fraksi PDIP itu pernah menyatakan pada Selasa lalu bahwa dalam waktu 14 jam ke depan akan ada kabar yang mengagetkan soal Teman Ahok. Disusul dengan kemunculan jumpa pers lima orang eks relawan teman Ahok yang menyebut pengumpulan KTP Ahok yang telah mencapai satu juta orang ada manipulasi.

BACA JUGA: