JAKARTA, GRESNEWS.COM - Pengusaha Sandiaga Uno yang juga anggota Tim Sukses Calon Presiden Prabowo-Hatta menilai gagalnya pemerintah Indonesia membangun kilang minyak karena pemerintah tak memiliki kemauan. Sebab jika alasanya karena pemerintah tak memiliki dana untuk pembangunan kilang, pemerintah layaknya memberikan kelelluasan kepada swasta.  

Pernyataan Sandiaga ini membantah tudingan Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla terkait terhambatnya pembangunan kilang minyak karena disebabkan permainan para mafia. Sandiaga mengatakan tidak mungkin ada mafia minyak yang menghambat pembangunan kilang minyak di Indonesia, pasalnya baru-baru ini pihak swasta telah membangun kilang minyak dengan kapasitas 18 ribu barel di Bojonegoro.

Menurutnya pembangunan kilang minyak bisa saja terealisasi asal pemerintah memiliki kemauan untuk membangun kilang.  "Intinya ada kemauan membangun kilang. Saya yakin pembangunan kilang bisa terealisasi. Asal, pemerintah dan Pertamina punya regulasi yang jelas," kata Sandiaga, Senin (7/7).

Sandiaga menambahkan sebenarnya kilang-kilang yang sekarang dimiliki oleh pemerintah perlu betul-betul diperbaharui karena sudah 15 tahun pemerintah tidak membangun kilang. Disatu sisi untuk meningkatkan produksi minyak (lifting minyak) perlu pengenalan teknologi agar sumur-sumur tua mampu meningkatkan produktivitas.

Menurut Sandiaga dengan meningkatkan produktivitas sumur-sumur tua yang ada, nantinya proyeksi menuju swasembada minyak bisa terwujud. "Kita perlu kerja keras untuk mencapai produksi minyak dari 800 ribu barel menjadi 1 juta barel," kata Sandiaga.

Sementara itu, tim sukses dari pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, Aria Bima justru melihat mafia minyak dan gas (migas) berasal dari kebijakan negara yang selalu mengandalkan impor,  karena dengan impor pemburu rente memperoleh keuntungan. Padahal mafia migas bukan berorientasi kepada pembangunan atau publik oriented tetapi lebih kepada capital oriented. Akibatnya Indonesia menjadi ketergantungan dengan energi minyak.  "Padahal pernah dicanangkan juga oleh SBY untuk konversi minyak ke gas tetapi tidak dilaksanakan," kata Aria.

Aria mengatakan sewaktu dirinya di DPR pernah menyediakan anggaran alat konverter tetapi tidak dilaksanakan. Juga ada  pernah meminta kepada Pertamina untuk melengkapi SPBU menjadi SPBG, tetapi juga tidak dilaksanakan. Menurutnya perencanaan-perencanaan tersebut hanyalah wacana-wacana saja, sehingga wacana-wacana tersebut tidak berorientasi kepada rakyat dengan energi murah. "Akibatnya pemerintah hanya berorientasi impor saja, sehingga menimbulkan rente. Itu yang menimbulkan mafia migas," kata Aria.

BACA JUGA: