JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kemunculan Anies Baswedan dalam bursa pencalonan Gubernur DKI Jakarta semakin meramaikan kontestasi Pilkada DKI 2017. Setidaknya Ahok kini memiliki pesaing yang setanding menghadapi perebutan Jakarta 1.

Anies yang diusung duet Partai Gerindra dan PKS akhirnya menggeser posisi pengusaha Sandiaga Uno yang sebelumnya digadang sebagai calon gubernur, menjadi hanya sebagai calon wakil gubernur.

Dengan demikian Pilkada DKI memiliki tiga pasangan calon gubernur-wakil gubernur. Selain pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat yang diusung koalisi PDIP, Golkar, Nasdem dan Hanura, ada Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang diusung koalisi Gerindra dan PKS, serta pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni yang diusung koalisi Partai Demokrat, PAN, PKB dan PPP.  

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto mengumumkan Anies-Uno pada Jumat (23/9) malam. Sebelumnya, pengumuman calon yang diusung Gerindra dan PKS ini sempat tertunda kurang lebih 7 jam. Awalnya deklarasi dijadwalkan pasangan cagub dilakukan setelah salat Jumat dilakukan.

"Memang untuk memilih ini melewati waktu yang panjang, sebelumnya bahkan hingga 8 bulan mempertimbangkan keduanya," kata Prabowo di kediamannya, Jalan Kertanegara, Kebayoran Baru, Jaksel, Jumat kemarin.

Prabowo mengaku memilih Anies dan rela menukar posisi Uno, karena melihat sosok yang mumpuni untuk memimpin Jakarta. Gerindra dan PKS menyatakan selama ini telah mendengar aspirasi warga Jakarta yang menyatakan sudah bosan pemimpin lama dan menginginkan perubahan mendasar di Jakarta. "Pemimpin yang ramah dan dekat dengan masyarakat, lebih baik, lebih adil dan sejahtera," katanya.

Prabowo yang saat deklarasi ditemani oleh Presiden PKS Sohibul Iman ini mengatakan baik Uno maupun Anies tidak keberatan dengan pertukaran posisi tersebut. Dalam pidatonya, ia sempat menyindir Ahok yang pernah bermasalah dengan Gerindra karena memilih melepas kepartaian.

Sedangkan Sohibul menambahkan alasan Gerindra dan PKS memilih mengusung Anies-Uno karena masyarakat cerdas melihat adanya integrasi, kapabilitas dan konstituen yang unik dari kedua tokoh tersebut. "Ini ikhtiar kita untuk mewujudkan DKI yang lebih baik," katanya, disusul teriakan Allahu Akbar dari para pendukung Sandi-Uno.

Dengan majunya Anies-Uno, ia berharap tercipta demokrasi yang lebih baik dengan model kampanye dan etika politik yang lebih baik. "Kami berharap tidak ada semangat permusuhan, kita berkompetisi saja, setelahnya pikirkan bagaimana gotong royong membangun Jakarta," katanya.

DIPREDIKSI DUA PUTARAN - Pengamat politik Medrial Alamsyah melihat ikutnya pasangan Anies-Uno dalam perebutan DKI 1 akan membuat pertarungan ini semakin menarik. Pilkada DKI kemungkinan akan berlangsung dua putaran, hal ini disebabkan ada dua lawan yang akan menggerogoti suara Ahok.

"Apalagi kecenderungan elektabilitas Ahok memang terus menurun sebelum deklarasi dua calon tersebut," ujar Medrial kepada gresnews.com, Jumat (23/9).

Walaupun pencalonan Anies terkesan tiba-tiba, Medrial menyatakan investasi Anies yang memang sudah cukup lama di dunia politik akan membantunya dalam Pilkada DKI. Sebelumnya Anies pernah mencoba mencalonkan diri sebagai presiden, walaupun akhirnya gagal akan tetapi jabatan menteri sempat tersemat padanya. Sebagai tokoh intelektual, Jakarta adalah cara mudah Anies untuk dapat lebih dikenal masyarakat.

Apabila Anies menang dalam Pilkada DKI, menurutnya, popularitas Anies akan menanjak dan kesempatan untuk menjadi Presiden akan terbuka lebar. Cara ini juga dilakukan Presiden Jokowi untuk memperkenalkan dirinya ke seluruh masyarakat Indonesia lewat Jakarta. sebagai Ibukota, Jakarta tentunya akan lebih disorot secara nasional dibandingkan daerah lain.

"Saya gak tahu apa trend yang dilakukan Jokowi bisa dilakukan Anies, soalnya situasinya pasti berubah," ujar Medrial.

Namun Direktur Eksekutif IndoBarometer Muhammad Qodari menilai dari tiga pasangan yang akan berlaga dalam Pilkada DKI itu pasangan petahana Ahok dan Djarot sejauh ini masih unggul dibanding dua pasangan calon lainnya.

Menurutnya tingkat kepuasan terhadap pasangan petahana masih di atas 50 persen. "Biasanya rakyat kembali menginginkan inkumben," katanya dalam sebuah dialog di Jakarta, Sabtu (24/9).

Sementara itu di urutan kedua ada pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Menurut dia pasangan ini cukup kuat. Qodari menilai Anies pernah menduduki jabatan strategis. Selain itu, baik Anies maupun Sandiaga, sama-sama memiliki relawan.

Ia mengandaikan jika dilakukan survei saat ini maka pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni diperkirakan ada di posisi paling bawah. Alasannya pasangan ini belum memiliki peran dalam memimpin pemerintahan. Selain itu, mereka juga belum memiliki pengalaman dibanding petahana.

Namun demikian bisa saja elektabilitas Agus mencuat, mengingat Agus adalah putra Presiden Yudhoyono yang pernah memimpin pemerintahan dalam dua periode.

BACA JUGA: