JAKARTA, GRESNEWS.COM - Calon presiden dari PDIP Joko Widodo dinilai masih belum paham mengenai ekonomi makro Indonesia. Bahkan tidak tanggung-tanggung para ahli ekonomi menilai, ketika nantinya Jokowi memimpin, jika tak juga mampu menguasai pemahaman terhadap masalah ekonomi makro, Indonesia tidak akan mengalami perkembangan ekonomi. Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran Ina Primiana mengakui secara kapabilitas pemahaman ekonomi makro sosok Jokowi memang sangatlah kurang.

"Untuk itu Jokowi haruslah memperdalam ilmu ekonomi secara makro Indonesia, agar nantinya Jokowi tidak didikte oleh jajaran menteri ekonominya sehingga Jokowi memiliki sikap sendiri," kata Ina kepada Gresnews.com, Kamis (17/4).

Disatu sisi jika Jokowi tidak belajar ekonomi Indonesia, kata Ina, kebijakan salah arah seperti di era Megawati semisal menjual aset negara semacam Indosat akan terulang kembali. Untuk itu diharapkan Jokowi bisa tegas agar tidak diintervensi oleh beberapa pihak baik itu partainya ataupun partai koalisinya. "Jangan pesimis. Siapa tau Pak Jokowi bisa tegas. Kalau sekarang kan belum tahu bagaimana Pak Jokowi," katanya.

Untuk itu, Ina meminta agar Jokowi memilih tim ekonomi yang kuat dan visi yang kuat agar mencapai satu target. Misalnya kabinet baru nantinya jika ingin diakui oleh masyarakat, tentu harus mampu mengubah masyarakat menjadi lebih sejahtera. Di sisi lain, masyarakat yang sudah memilih Jokowi haruslah memberikan dukungan dan pemerintahan, Jokowi jika terpilih menjadi presiden juga harus memberikan edukasi kepada masyarakat. "Sekarang bagaimana pilihan itu bekerja dengan baik. Pak Jokowi tidak bisa berjalan sendiri karena Pak Jokowi belum paham secara ekonomi makro Indonesia," kata Ina.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Ahmad Erani Yustika mengatakan masyarakat haruslah paham karena seorang pemimpin tidaklah sempurna. Artinya seorang presiden tidak harus spesialis paham tentang ekonomi secara detail. Menurutnya hal yang terpenting adalah Jokowi harus mencari pasangan yang bisa menutup kelemahan dan juga menggerakkan serta mengeksekusi kebijakan-kebijakan yang penting untuk masyarakat.

Kendati demikian, Ahmad enggan mengungkapkan pasangan yang cocok untuk menutupi kekurangan Jokowi di bidang ekonomi makro. Apalagi saat ini presiden Indonesia berikutnya masih belum pasti entah Jokowi, Prabowo atau Aburizal Bakrie. "Jika kemudian nanti Pak Jokowi memimpin haruslah mempertimbangkan aspek-aspek tertentu yaitu mengisi kekurangan dan mencari pasangan yang bisa menggerakkan," kata Ahmad kepada Gresnews.com, Jakarta, Kamis (17/4).

Sementara itu pengamat kebijakan publik Andrinof Chaniago mengatakan sewaktu Susilo Bambang Yudhoyono memimpin terlihat pintar sekali dalam ekonomi makro Indonesia. Sayang, pada kenyataannya kualitas ekonomi Indonesia masih saja memburuk. Menurutnya hal yang paling terpenting adalah manajemen pemerintahan. Jika Jokowi memiliki visi asli untuk membangun ekonomi tentunya Jokowi akan memanfaatkan orang pintar di bidang ekonomi.

Untuk itu, dia meminta kepada masyarakat agar tidak mempersoalkan kelemahan pemimpin Indonesia nantinya. "Jokowi pasti ada kekurangan begitu juga Aburizal Bakrie dan Prabowo pasti ada kekurangan tapi masing-masing ada kelebihan. Tapi sekarang dilihat secara total figur mereka," kata Andrinof kepada Gresnews.com.

BACA JUGA: