JAKARTA, GRESNEWS.COM - Munculnya pimpinan DPR tandingan tidak saja membuat kisruh di Senayan, tetapi juga berdampak pada penyelenggaraan pemerintahan. Kisruh di DPR ini bisa berdampak lebih luas lagi bagi negara. Karena itu ahli hukum tata negara Profesor Yusril Ihza Mahendra menyarankan agar Presiden Joko Widodo turun tangan menggunakan kewibawaannya untuk membantu mengatasi krisis di DPR.

Caranya, Presiden Jokowi mengundang semua ketua-ketua umum partai yang memiliki fraksi dan berseberangan di DPR. Kemudian Presiden mengajak para ketua umumnya untuk mencari jalan keluar dari krisis.

Presiden, lanjut Yusril, harus menggunakan pengaruh dan kewibawaannya untuk mengundang Megawati Soekarnoputri, Aburizal Bakrie, Prabowo Subianto, Susilo Bambang Yudhoyono dan lain-lain untuk bicara hari hati ke hati. Sebab, lanjut Yusril, tidak ada yang mempunyai kewibawaan yang lebih besar untuk mengundang para ketua partai itu kecuali seorang Presiden.

"Saya sarankan agar Presiden Jokowi turun tangan menggunakan kewibawaannya untuk membantu mengatasi krisis di DPR," kata Yusril dalam surat elektronik yang diterima Gresnews.com, Sabtu (1/11).

Menurutnya, ketika semua ketua partai ini sudah bicara, berembuk dan menyepakati jalan keluarnya, mereka wajib mengkomunikasikannya dengan anak buahnya di DPR. Yusril optimis, kisruh pembagian jatah pimpinan DPR dapat diatasi dengan kompromi antara dan pada tingkat ketua-ketua partai tersebut.

"Kalau para ketua sudah kompromi, saya optimis anak buah para ketua umum di DPR itu akan dapat dikendalikan dan ditenteramkan, sehingga krisis di DPR dapat diakhiri," tegas Yusril.

Kata dia, momen ini sekalius sebagai kesempatan bagi Presiden Jokowi untuk menunjukkan kepada rakyat bahwa Jokowi mampu mengatasi keadaan apapun yang menimpa bangsa ini. Termasuk menyelesaikan tingkah para politisi Senayan yang tengah bertikai memperebutkan jabatan. Ini harus dilakukan demi kebaikan kita sebagai sebuah bangsa.

"Ini ujian besar bagi Jokowi, Presiden bukan sekadar kepala eksekutif, tetapi di mata rakyat adalah sebagai ´Bapak bangsa´. Karena itu Presiden punya gezag atau kewibawaan," jelasnya.

Seperti diketahui, hari ini Jumat (31/10) DPR tandingan yang terdiri dari lima fraksi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat (KIH) menggelar rapat paripurna tandingan di ruang Badan Musyawarah (Bamus) DPR.

Ketua DPR tandingan sementara diberikan kepada Ida Fauziah dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Sedangkan wakil Ketua DPR sementara masing-masing dijabat oleh Effendi Simbolon dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Dossy Iskandar dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Syaifullah Tamliha dari Fraksi Partai Perssatuan Pembangunan (PPP), dan Mayjen (Purn) Supiadin Aries dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Dalam rapat tersebut disepakati beberapa agenda, seperti penyampaian mosi tidak percaya dan penyerahan nama-nama anggota alat kelengkapan dewan. Rapat juga mengagendakan rapat konsultasi pada hari Senin (3/11).

Jokowi sendiri sudah meminta bersatu. "Akan lebih baik kalau kita bersatu," tegas Jokowi seperti dikutip situs setkab.go.id, Jumat (31/10).

Presiden menekankan, akan lebih baik kita ini menjaga persatuan dan kesatuan. Ia meyakini, rakyat Indonesia akan mencontoh wakilnya di parlemen jika mereka menjaga kesatuan dan mengambil keputusan secara musyarawah untuk mufakat. "Ini akan dicontoh rakyat," tegas Jokowi.

BACA JUGA: