JAKARTA, GRESNEWS.COM - Genderang persaingan antara dua calon kuat Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Saifullah Yusuf dimulai. Khofifah yang sudah mengantongi dukungan dari Partai Demokrat, Partai Golkar dan Hanura, bakal maju bersama Bupati Trenggalek Emil Dardak yang merupakan kader PDIP. Sementara Gus Ipul mendapat dukungan dari PDIP dan PKB. Gus Ipul akan berpasangan dengan Abdullah Azwar Anas yang kini menjabat Bupati Banyuwangi.

Khofifah Indar Parawansa sendiri kabarnya telah menyurati Presiden Joko Widodo terkait niatnya maju menjadi gubernur. "Ya kita nunggu (jawaban dari Presiden)," kata Khofifah sambil tersenyum, Sabtu (2/12).

Meski tidak menjawab secara gamblang, namun Khofifah menyinggung perkiraan kepastian jawaban presiden terkait pengajuan pengunduran dirinya sebagai menteri akan keluar pekan depan. "Ya mungkin pekan depan barangkali, tunggu saja," ujar Khofifah.

Ditanya apakah ada panggilan dari presiden untuk bertemu dalam waktu dekat ini, Khofifah mengaku Selasa (5/11) pekan depan ada agenda pertemuan dengan presiden. "Tapi itu agendanya rapat, kalau rapat yang mimpin presiden, agenda rapat ya rapat. Tidak membahas masalah lain, wis tho...," pungkas Khofifah.

Dukungan untuk Khofifah sendiri semakin kuat setelah Hanura bergabung dengan PD dan Golkar. Hanura mendukung karena visi-misi Khofifah-Emil selaras dengan partai. Rekomendasi dukungan dari DPP Hanura diserahkan kepada Khofifah-Emil dalam acara Konsolidasi Kekuatan Hanura se-Jatim di Hotel Whyndam Surabaya, Minggu (3/12).

Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, meminta kepada seluruh struktur partai di bawahnya agar tidak berpura-pura dalam mendukung dan memenangkan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim 2018. "Jangan pura-pura mendukung tapi menggembosi. Itulah yang saya maksud janga ada dusta di antara kita," ujar Oesman dalam sambutannya usai menyerahkan rekomendasi dukungan.

Menurut Oesman, Hanura merupakan partai yang menjunjung tinggi akhlak dalam berpolitik. Komitmen kebangsaan didahulukan daripada kepentingan sesaat. Keluar dari keputusan partai bukan ciri kader Hanura. "Ada partai, terima uang tapi menggembosi. Itu akhlaknya jelek. Saya tidak mau partai kita seperti itu," tegas dia.

Ia mengungkapkan keputusan Partai Hanura mendukung Khofifah-Emil ada beberapa hal diantaranya dua hal utama yakni Khofifah sosok pemimpin pekerja dan cerdas. Kedua, Menteri Sosial itu adalah sosok yang mewakili seorang ibu.

"Ada cerita ketika ada bencana di daerah Indonesia Timur, Presiden telepon Ibu Khofifah dan mengabarkan itu. Ibu Khofifah menjawab, ´saya sudah di lokasi´. Kedua, alasannya adalah ibu. Seorang ibu yang melahirkan kita sudah pasti wanita," ujar Oesman.

Khofifah mengucapkan terima kasih atas dukungan Hanura. Dia melihat ada politik tegak lurus dalam internal Hanura dalam konteks kebangsaan. Kata dia, semula Hanura mempertimbangkan Ketua Hanura Jatim, Kelana Apriliyanto, agar maju sebagai bakal Cagub Jatim. Tetapi merelakan kesempatan itu demi perjuangan bersama membangun Jawa Timur.

Menurut Khofifah, sikap pimpinan dan kader Hanura itu melampaui dari sekadar politikus, yakni sikap seorang negarawan. Karena itu, Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama itu yakin Hanura akan allout memenangkan dirinya di Pilgub Jatim nanti. "Ada perbedaan substantif antara politikus dengan negarawan," kata Khofifah.

Khofifah, yakin Partai Hanura akan habis habisan menggerakkan mesin politiknya untuk memenangkannya. Menurut Menteri Sosial ini, ada politik kebangsaan tegak lurus di tubuh Hanura sehingga keputusan pimpinan partai akan dilakukan oleh seluruh kader partai. "Saya melihat Pak Kelana berada dalam posisi sebagai negarawan," ujar Khofifah.

Khofifah juga berharap PPP bisa segera menyusul Partai Demokrat, Golkar dan Hanura yang memberikan rekomendasi dukungan pada dirinya bersama Emil Dardak di Pilgub Jqtim 2018.

"Harapan PPP mudah mudahan ada persamaan persepsi, kemudian ada penguatan proses dukungan hari ini sudah ada Demokrat, Golkar dan siang tadi Hanura mudah mudah PPP menyusul menurunkan surat secara resmi," harap Khofifah.

Sedangkan, Emil Dardak kembali mengajak para kader Partai Hanura untuk kembali berjuang bersama seperti saat dirinya berhasil menjadi Bupati Trenggalek 2015 lalu. "Mari berjuang bersama kembali," ujar suami dari Arumi Bachsin ini.

Khofifah pun saat ini mulai membicarakan isu-isu hangat di Jawa Timur. Dia menyinggung keberhasilan Pemprov Jatim dalam pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata tetapi tidak dibarengi dengan angka kemiskinan yang masih tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia.

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Jatim di atas rata-rata nasional kalau PDRD sudah mencapai 1.800 triliun setara 15 persen kontribusi PDRB Indonesia tetapi tingginya PDRB termasuk pertumbuhan ekonomi belum berseiring turunnya kemiskinan dan penurunan gini ratio. "Harusnya PDRB dan pertumbuhan di atas rata-rata nasional harusnya beriring dengan penurunan kemiskinan kira kira seperti itu," katanya pada wartawan.

Dengan data tersebut, Khofifah akan berusaha menjadikan Jatim pada 2018 menjadikan Jatim Berdaya dan Berkeunggulan. "Kita akan berproses untuk membangun Jatim dengan membaca potret Jatim 2018 menjadikan Jatim berdaya dan berkeunggulan serta semua harus bersinergi untuk menurunkan kemiskinan," ujar dia.

SINDIR PENDUKUNG KHOFIFAH - Bakal cagub Jatim Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyindir parpol yang mendukung Khofifah Indar Parawansa maju Pilgub Jatim 2018. Ia menyontohkan saat Hanura akhirnya berpaling tak mendukung dirinya.

"Hanura daftar dan saya paparkan di sana. Memenuhi syarat-syarat, bahwa akhirnya yang menang bukan daftar, ya saya terima sebagai bagian dari kebijakan internal partai," ujar Gus Ipul sebelum memaparkan visi-misi pada DPW PPP di Hotel Aria Surabaya, Jatim, Minggu (3/12).

Sebelumnya, Gus Ipul memang sudah mendaftar ke beberapa parpol pendukung Khofifah. Sebut saja Hanura dan Partai Demokrat. "Saya tidak tahu, pokoknya saya diundang, pokoknya saya daftar, apa yang ikut lomba ini yang daftar menang atau yang tidak daftar menang. Nah ini saya tidak tahu apa yang tidak daftar menang atau tidak saya tidak tahu," terang Gus Ipul.

Meski demikian, Gus Ipul menyebut apa yang dilakukan para parpol saat ini untuk membangun komunikasi politik. Untuk posisi sementara, Gus Ipul didukung oleh PDIP dan PKB. "Apa pun yang terjadi, saya bangun komunikasi. Pertemanan dengan teman PPP karena saya tahu bahwa akhirnya yang putuskan Jakarta. Proses ikut saja, selebihnya kita berteman," ujarnya.

Sementara, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menilai wajar duet Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak. Cak Imin menyebut bakal cagub usungan PKB, Saifullah Yusuf (Gus Ipul), masih unggul di survei. "Ya sudah kita dengar Khofifah berpasangan dengan Emil Dardak. Ya silakan saja, nggak ada masalah," kata Cak Imin, beberapa waktu lalu.

Cak Imin hanya berpesan agar persaingan di Pilgub Jatim dilakukan dengan cara sehat. "Yang penting kita bersaing secara sehat, yang penting terbuka, insyaallah sih dari hasil survei Yusuf masih unggul," tuturnya.

Terkait bergabungnya Emil Dardak denga Khofifah, sementara PDIP mendukung Gus Ipul, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, PDIP partai yang menaungi Emil, menghormati pilihan kadernya. "Setiap warga negara memiliki hak konstitusional untuk memilih dan dipilih. Pilihan Emil Dardak sah-sah saja. Sebagai seorang yang lama berpendidikan Barat, wajar jika memandang proses kepemimpinan sebagai proses loncatan karier sebagai hak individu sebagaimana diagungkan di Barat," kata Hasto.

Hasto mengenang awal hubungan politik PDIP dan Emil. Saat mengusung Emil sebagai calon Bupati Trenggalek pada 2015, PDIP melihat semangat anak muda dari cucu kiai NU, Mochamad Dardak, itu. "Ketika kami mendukung pencalonan Emil Dardak, kami melihat bahwa yang bersangkutan punya semangat untuk membangun Kabupaten Trenggalek yang dikenal penuh tantangan untuk memajukan daerah yang memiliki problem sebagai daerah tertinggal dan terisolir. Saat itu kami menghargai semangat anak muda yang ingin membangun kampung halamannya," kenang Hasto.

"Persoalan kemudian, dia berubah dan memilih untuk mencalonkan diri. Sekarang kami serahkan sepenuhnya kepada masyarakat Trenggalek. Biarkan rakyat yang menilai, sebab rakyatlah berdaulat di dalam memilih pemimpin," ujar Hasto.

Hasto lalu bicara soal alasan partainya mengusung Gus Ipul dan Abdullah Azwar Anas. Hasto mengatakan pencalonan Gus Ipul-Azwar Anas merupakan komitmen PDIP bersama NU untuk menampilkan calon terbaik bagi Jawa Timur.

"Gus Ipul sangat berpengalaman luas, dan Azwar Anas penuh daya terobosan. Keduanya merupakan kombinasi kepemimpinan yang menarik dan saling melengkapi. Keduanya mengedepankan pembangunan berbasis kebudayaan dan kerakyatan sesuai dengan jiwa masyarakat Jawa Timur yang dikenal sangat patriotis untuk bangsa dan negara," kata Hasto.

Dengan munculnya pasangan baru, Hasto memperkirakan pilkada Jawa Timur semakin menarik. "Berkompetisi dengan Partai Demokrat yang memberikan dukungan kepada Khofifah dan Emil memberikan seni tersendiri dalam strategi," pungkasnya. (dtc)

BACA JUGA: