JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kabar terbentuknya poros baru dalam ajang Pemilihan Gubernur Jawa Barat sudah dipastikan dengan adanya kesepakatan antara Partai Demokrat bersama PAN dan PPP. Ketiga parpol itu juga berencana berkoalisi di pilkada 16 kabupaten dan kota di Jabar.

Namun belakangan, kabar hadirnya poros baru ini menjadi simpang siur lantaran masih banyaknya klaim dari partai lain bahwa anggota poros baru itu masih belum solid. PPP misalnya diklaim Nasdem akan tetap ikut mendukung Ridwan Kamil yang diusung oleh Nasdem bersama PKB.

Hal itu ditegaskan Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate. "Partai-partai pendukung akan menyampaikan dukungannya secara formal, namun NasDem menyakini setidaknya ada tiga parpol yang akan bekerja sama mendukung Ridwan Kamil (RK), yakni PKB dan PPP," kata Johnny di DPP NasDem, Gondangdia, Jakarta, Senin (11/9).

Johnny menjelaskan, dengan ikutnya PPP nanti, itu berarti akan memenuhi syarat minimum jumlah kursi di DPRD Jawa Barat untuk bisa maju di Pilgub Jabar (21 kursi). Syarat minimal kursi di DPRD untuk pencalonan adalah 20 kursi.

Dia juga meyakini komunikasi politik yang telah dibangun dengan PPP akan sejalan dengan dinamika politik yang ada. "Komunikasi politik yang kami bangun sudah efektif dan terus-menerus kita bangun itu. Tetapi politik itu juga dinamis dan dinamika itu harus tetap kita jaga. Secara resmi PKB sudah mengumumkan, nanti PPP juga akan mengumumkannya. Setelah itu, kami harap juga partai lainnya yang sejalan dengan kami cita-cita membangun Jabar bersama Ridwan Kamil," paparnya.

Terkait nama calon bakal wakil gubernur yang akan dipasangkan dengan Ridwan Kamil, Johnny mengaku pihaknya telah mengantongi beberapa calon potensial. Nama-nama itu nantinya akan diputuskan sendiri oleh Ridwan Kamil.

"Calon potensialnya siapa, masih di kantong RK, jadi kita tunggu. Jadi untuk kewenangannya, kami serahkan ke RK. Kami mengajukan nama gubernurnya, masak wagubnya juga kami yang ajukan. Tapi, kalau diminta rekan-rekan PKB, PPP, tentu kami juga yang akan memberikan calon-calonnya. Tapi justru memilih satu yang terbaik," terang Johnny.

Kesimpangsiuran soal terbentuknya poros baru ini juga diperkuat dengan sikap Partai Amanat Nasional (PAN) yang terkesan mendua. PAN menegaskan, masih membuka peluang untuk mengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018. Pasalnya, Wali Kota Bandung itu memiliki potensi untuk menang.

Di sisi lain PAN bersama Demokrat dan PPP sudah sepakat membangun poros baru. Namun, dalam koalisi itu tidak menutup kemungkinan akan mengusung calon dari luar parpol seperti Ridwan Kamil.

"Prinsipnya dibuatnya perahu (koalisi) ini kan pada akhirnya mengusung paket (cagub-cawagub). Kita sepakat itu bisa internal, eksternal dan eksternal-eksternal," kata Ketua DPW PAN Jabar Hasbullah saat dihubungi via telepon genggam, Senin (11/9).

Ia mengaku Ridwan Kamil beberapa waktu lalu menghubunginya untuk meminta dukungan PAN. Namun, sambung dia, permintaan orang nomor satu di Kota Bandung itu masih dipertimbangkan. "Kalau Nasdem dan PKB belum kontak ke saya. Kalau RK iya, beberapa hari lalu sempat kontak secara pribadi dia memang berharap kita bisa gabung," jelas dia.

Menurutnya dengan adanya dukungan tambahan dari PKB terhadap Ridwan Kamil tentunya memberikan kekuatan baru untuknya. Hal ini juga menunjukkan Ridwan Kamil serius untuk maju di Pilgub Jabar.

"Bahwa hari ini ada dukungan tertulis kepada RK, menurut saya sebuah keseriusan RK secara personal maju di Pilgub Jabar walaupun mungkin jumlah kouta (kursi) kurang. Ini perwujudan bahwa beliau serius dan komunikasi politik ada hasilnya," ungkap dia.

Diakuinya figur Ridwan Kamil saat ini memang yang paling diperhitungkan di Jabar. Pasalnya, sambung dia, dalam beberapa survei, Ridwan Kamil selalu berada di posisi tiga besar bahkan tertinggi.

Dengan hasil survei itu, kata dia, tentu akan menjadi pertimbangan PAN maupun poros baru. Namun, tentunya tidak hanya urusan elektabilitas dan popularitas yang dinilai tetapi aspek lainnya juga.

"Figur kan tidak hanya bicara popularitas dan elektabilitas saja, ada janji politik yang harus dirumuskan dan dikawal bersama. Dalam politik enggak boleh menutup komunikasi dan kemungkinan. Saya kira masih besar dan terbuka (peluang) untuk RK," kata Hasbullah.

Sejauh ini Ridwan Kamil baru mendapat dukungan dari Nasdem (5 kursi) dan PKB (7 kursi). Emil harus mencari 8 kursi lagi sebagai syarat minimal koalisi untuk mengusung calon di Pilgub Jabar 2018.

TAK AMBIL PUSING - Ketua DPW PKB Jabar Syaiful Huda tak ambil pusing soal terbentuknya poros baru antara Demokrat, PPP dan PAN. Sebab tiga partai tersebut belum memiliki calon yang akan diusung dalam Pilgub Jabar 2018.

Syaiful mengatakan dirinya tetap optimis Ridwan Kamil yang resmi diusungnya akan mendapat dukungan dari salah satu partai atau bahkan poros baru tersebut. "Poros baru itu kami apresiasi betul. Tapi kami cukup yakin dan optimis dukungan Emil (sapaan karib Ridwan Kamil-red) masih terbuka lebar," katanya kepada wartawan usai memberikan SK dukungan pada Emil, Senin (11/9).

Menurut Syaiful optimisme tersebut tak lepas dari belum permanennya poros baru tersebut. "Jadi masih terbuka dukungan itu baik dengan PPP, Demokrat atau PAN," ujarnya.

Sementara soal siapa wakil, Syaiful menyerahkan sepenuhnya pada seluruh partai yang nantinya berkoalisi mendukung Emil. Namun dia berharap wakil tersebut memberikan warna baru dalam kepemimpinan.

"Wakil ini harus berwarna. Artinya berbeda profesi, personal, pokoknya harus berwarna. Kalau enggak tidak akan berwarna. Semoga yang diinginkan oleh Kang Emil sama dengan koalisi," beber Syaiful.

Di tempat yang sama Emil lagi-lagi tak mau berkomentar banyak soal siapa wakilnya. Terpenting, kata dia, wakil tersebut harus sesuai dengan kesepakatan partai pengusung dirinya.

"Ini baru babak satu, menggenapkan koalisi. Baru nanti masuk babak kedua, wakil itu di babak kedua. Intinya saya menyerahkan sepenuhnya wakil pada musyawarah koalisi. Dengan siapa pun saya tidak akan pilih-pilih," tutup Emil

Seperti diketahui, sebelumnya disebutkan Demokrat bersama PAN dan PPP sepakat membentuk poros koalisi baru di Pilgub Jabar. Kesepakatan itu muncul setelah melakukan tiga kali pertemuan. Namun kesapakatan ini belum dideklarasikan lantaran muncul klausul baru yang belum masuk dalam draf nota kesepahaman.

"Tadinya penandatanganan mau hari ini, tapi muncul klausul baru untuk kerjasama tingkat kabupaten dan kota. Jadi kami tunda," kata Ketua DPD Demokrat Jabar Iwan Sulandjana saat ditemui usai pertemuan dengan PAN dan PPP di kantor PAN, Jalan Ibrahim Adjie, Kota Bandung, Jumat (8/9)

Menurutnya hingga saat ini belum membicarakan figur yang akan diusung nanti. Pasalnya ketiga partai masih akan menggodok dan menentukan kriteria figur yang cocok untuk memimpin Jabar mendatang.

"Kita akan cari kriteria untuk calon dulu, kalau sudah ada baru dicari siapa yang cocok. Jadi masih terbuka untuk siapapun (calon) untuk saat ini," ungkap dia.

Dia mengatakan kemungkinan besar mengusung figur baru nantinya. Sebab, sambung dia, pihaknya ingin menawarkan figur lain selain yang selama ini sudah muncul di bursa calon.

"Kalau kita melihat para pengamat, sepertinya di Jabar difokuskan orang tertentu saja. Kita melihat yang beredar, begitu banyak tetapi mereka dipandang sebelah mata," kata Iwan.

Ketua DPW PAN Jabar Hasbullah mengatakan segera melakukan pertemuan untuk mengkonsolidasikan terkait kerjasama di tingkat daerah. Sekaligus mengkaji kriteria calon untuk Pilgub Jabar.

"Sepakat bappilu masing-masing partai bertemu, salah satunya mengsinkronisasikan pilkada di daerah. Tim ini juga akan membuat kriteria calon (Pilgub Jabar) kira-kira kalau punya mimpi figur siapa yang mampu," kata Hasbullah. (dtc

BACA JUGA: