JAKARTA, GRESNEWS.COM - Poros baru di ajang Pemilihan Gubernur Jawa Barat akhirnya terbentuk. Demokrat bersama PAN dan PPP sepakat membentuk poros koalisi baru di Pilgub Jabar. Ketiga parpol itu juga berencana berkoalisi di pilkada 16 kabupaten dan kota di Jabar.

Kesepakatan itu muncul setelah melakukan tiga kali pertemuan. Namun kesapakatan ini belum dideklarasikan lantaran muncul klausul baru yang belum masuk dalam draf nota kesepahaman.

"Tadinya penandatanganan mau hari ini, tapi muncul klausul baru untuk kerjasama tingkat kabupaten dan kota. Jadi kami tunda," kata Ketua DPD Demokrat Jabar Iwan Sulandjana saat ditemui usai pertemuan dengan PAN dan PPP di kantor PAN, Jalan Ibrahim Adjie, Kota Bandung, Jumat (8/9).

Menurutnya hingga saat ini belum membicarakan figur yang akan diusung nanti. Pasalnya ketiga partai masih akan menggodok dan menentukan kriteria figur yang cocok untuk memimpin Jabar mendatang.

"Kita akan cari kriteria untuk calon dulu, kalau sudah ada baru dicari siapa yang cocok. Jadi masih terbuka untuk siapapun (calon) untuk saat ini," ungkap dia.

Dia mengatakan kemungkinan besar mengusung figur baru nantinya. Sebab, sambung dia, pihaknya ingin menawarkan figur lain selain yang selama ini sudah muncul di bursa calon.

"Kalau kita melihat para pengamat, sepertinya di Jabar difokuskan orang tertentu saja. Kita melihat yang beredar, begitu banyak tetapi mereka dipandang sebelah mata," kata Iwan.

Ketua DPW PAN Jabar Hasbullah mengatakan segera melakukan pertemuan untuk mengkonsolidasikan terkait kerjasama di tingkat daerah. Sekaligus mengkaji kriteria calon untuk Pilgub Jabar.

"Sepakat bappilu masing-masing partai bertemu, salah satunya mengsinkronisasikan pilkada di daerah. Tim ini juga akan membuat kriteria calon (Pilgub Jabar) kira-kira kalau punya mimpi figur siapa yang mampu," kata Hasbullah.

Kelahiran poros baru ini jelas semakin mengancam eksistensi bakal calon gubernur jabar Ridwan Kamil yang saat ini baru mengantongi dukungan dua partai yaitu PKB dan Nasdem. Kursi kedua partai itu kurang dari 20 kursi di DPRD Jabar sehingga sangat sulit bagi Emil--panggilan akran Ridwan Kamil-- untuk maju jika tidak ada tambahan partai pengusung.

Emil sendiri tidak menganggap wacana poros baru besutan Demokrat dengan mengajak PPP dan PAN sebagai bentuk ancaman dalam pencalonannya. Pria yang kini masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung itu mempersilakan Demokrat ingin membuat poros baru tersebut. Sebab sebuah poros dipastikan akan membutuhkan figur yang dicalonkan setelah terbentuk.

"Kalau terbentuk kan butuh figur. Figurnya ke siapa ya nanti dengan demokrasi ilmiah pasti survei. Bisa saya atau yang lain. Bukan berarti ancaman, kalau tidak jadi ke saya," ucap Emil kepada wartawan di Gedung DPRD Kota Bandung, Jumat (8/9).

Disinggung apakah yakin poros tersebut akan meliriknya sebagai figur Cagub Jabar, Emil mengaku optimis. "Yakin mah kudu yakin. Tapi sebelum janur kuning melengkung mah tidak bisa dipastikan," katanya.

Dia meyakini perhelatan Pilgub Jabar akan penuh drama layaknya saat terjadi di Pilgub DKI Jakarta. "Masih banyak drama seheboh drama Jakarta. Jadi tenang saja ada drama-drama. Seperti waktu itu banyak diberitakan Pak Yusril (di Jakarta) mau maju ternyata tidak. Jadi tenang saja," tandas Emil.

TAK KHAWATIR - Menanggapi munculnya poros baru ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak merasa khawatir. Pasalnya, koalisi PKS-Gerindra sudah mengantongi tiket untuk bisa mengusung calon. PKS mengantongi 12 kursi di DPRD Jabar, sementara Gerindra 11 kursi. Perolehan kursi keduanya melampaui minimal syarat pengusungan 20 kursi.

PKS-Gerindra mengusung pasangan Deddy Mizwar dan Ahmad Syaikhu. "Tidak masalah (muncul) poros baru. Karena PKS-Gerindra sudah punya tiket untuk mengusung calon," kata Ketua DPW PKS Jabar Ahmad Syaikhu.

Wakil Wali Kota Bekasi itu menyambut positif wacana kemunculan poros baru dan figur baru tersebut. Sebab, sambung dia, dengan begitu akan banyak pilihan pemimpin untuk masyarakat Jabar. "Kalau ada calon baru kan bagus, masyarakat jadi banyak pilihan pemimpinnya mendatang," ungkap dia.

Kendati demikian, kata dia, pihaknya masih berharap Demokrat, PPP dan PAN bisa bergabung dengan koalisi PKS-Gerindra. Sebab, sejauh ini pembentukan poros baru itu masih dalam tahap penjajakan. "Kan masih tahap penjajakan. Mudah-mudahan masih ada pertimbangan-pertimbangan yang membuat mereka bersama kami," kata Syaikhu.

PDIP juga menanggapi santai dengan kemunculan poros koalisi baru di Pilgub Jabar 2018. Alasannya lantaran PDIP sudah menguatkan koalisi yang kokoh untuk berkontestasi di Pilgub Jabar nanti.

"Pertama saya kira wajar ya parpol sedang mencari grup untuk memenuhi kuota 20 persen (kursi DPRD Jabar). Karena kan partai-partai itu belum memenuhi syarat untuk mencalonkan," kata Sekretaris DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana.

PDIP mengaku tidak khawatir dengan manuver politik yang digulirkan Demokrat, PPP dan PAN. Terlebih, sambung Abdy, pembentukan poros baru ini masih sebatas penjajakan di tingkat Jabar. "Bagi PDIP, saya kira tidak terpengaruh dengan manuver-manuver yang dilakukan," ucap Abdy.

Menurut dia, hadirnya poros koalisi baru yang tentunya memunculkan tokoh anyar akan semakin meramaikan pesta demokrasi. Selain itu, masyarakat memiliki banyak pilihan untuk calon pemimpinnya untuk masa mendatang. "Saya kira semakin banyak figur semakin baik, sehingga rakyat mempunyai banyak pilihan terhadap calon kepala daerah yang akan dipilih," tuturnya.

PDIP masih membuka peluang mengajak Demokrat, PPP dan PAN untuk berjuang bersama. PDIP tetap membangun komunikasi politik dengan tiga parpol itu. "Sepanjang belum ada keputusan final dari DPP masing-masing, kita masih ada peluang membangun komunikasi dengan parpol-parpol tersebut," ujar Abdy.

UMUMKAN EMIL - Meski peluang mencalonkan Emil menipis dengan terbentuknya poros baru ini, PKB secara resmi tetap akan mendeklarasikan dukungan kepada Emil pekan depan. Rencananya deklarasi dilakukan di wilayah Pantura.

"Sekarang kesepakatan dengan PKB saya sudah," ujar Emil sapaan akrab wali kota saat ditemui di Gedung DPRD Kota Bandung, Jalan Sukabumi, Kota Bandung, Jumat (8/9).

Setelah ada kesepakatan, saat ini sedang dicari waktu yang tepat deklarasi dukungan dilakukan. Emil berharap minggu depan deklarasi tersebut bisa dilakukan. Harapannya minggu-minggu depan ada deklarasi. Kemungkinan di Cirebon, Pantura. Sekarang lagi di cari mau di pesantren mana," katanya.

Meski sudah dipastikan mendapat dua parpol, Emil masih enggan membahas soal siapa wakil yang akan mendampinginya. Sebab posisi dua partai belum bisa memuluskan niatnya sebagai Cagub Jabar karena hanya menghasilkan 12 kursi legislatif.

"Mencari perjodohan politik itu tidak mudah. Sudah lebih dari 50 kali pertemuan dengan partai. Itu dilakukan setiap akhir pekan," ujarnya. (dtc)

BACA JUGA: