JAKARTA, GRESNEWS.COM - Sudah jatuh tertimpa tangga pula, mungkin ini peribahasa yang tepat menggambarkan nasib Ade Komarudin. Setelah dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) karena tuduhan pelanggaran kode etik. Kini jabatannya sebagai Ketua DPR pun akan dilengserkan untuk ditempati  Setya Novanto.

Diketahui, Akom, panggilan akrab Ade Komarudin dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan karena tuduhan melanggar kode etik, sebab ia dianggap mengulur waktu dalam pembahasan RUU pertembakauan. Selain itu, Akom juga bermasalah terkait persetujuan Penyertaan Modal Negara (PMN) terhadap 9 perusahaan BUMN dengan Komisi XI. Masalahnya, Komisi VI yang juga mitra dari perusahaan BUMN tersebut tidak mengetahui adanya persetujuan itu.

Menanggapi tudingan ini, Akom menegaskan dirinya selalu memegang aturan yang ada. Ia menyatakan akan mengikuti seluruh proses yang terjadi, baik proses pergantian ketua, proses internal partai maupun proses MKD itu sendiri. Walaupun akan banyak yang menimpa dirinya. Akom dengan ikhlas akan menjalaninya selama diproses dengan baik dan sesuai aturan.

"Biarlah publik yang menilai, saya akan hadapi," ujar Ade Komarudin di gedung DPR, Selasa, (29/11).

Terkait masalah pelaporan dirinya ke MKD, Akom menyatakan dirinya sudah mengikuti aturan dengan sangat benar. Kepada seluruh teman-teman di DPR, ia menegaskan  bahwa dirinya akan meneruskan PMN ke Rapat Pimpinan dan Badan Musyawarah antara Komisi VI dengan Komisi XI.

Menurutnya, Bohir dari PMN adalah menteri Keuangan. Maka dalam proses PMN, Menteri Keuangan harus dilibatkan karena musti melalui persetujuan Menteri Keuangan yang dalam hal ini bermitra dengan Komisi XI. Jadi pelibatan Komisi XI sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. "Jadi tidak bisa hanya Komisi VI, Komisi XI juga harus dilibatkan," ungkap Akom.

Ia juga meminta kepada seluruh kolega anggota DPR serta pimpinan anggota DPR lainnya, agar tidak gaduh dalam menjalani proses politik yang terjadi dan tetap mengikuti aturan yang berlaku. Baik menyangkut pergantian dirinya dari ketua DPR yang terkesan diada-adakan maupun proses yang lainnya. "Saya bilang kemarin kepada Fahri Hamzah dan Fadli Zon, keputusan harus bulat. Jangan sampai benjol, karena tidak bagus," ujarnya.

JANJIKAN POSISI LAIN - Sementara itu, SekJen Partai Golkar Idrus Marham menyampaikan apresiasi terhadap Akom terkait pernyataannya yang menyatakan menerima keputusan DPP Golkar tentang pemberhentian dan pergantian ketua DPR. Menurutnya, dengan sikap seperti itu, Akom memiliki modal politik yang bagus dan harus dipertimbangkan secara sungguh-sungguh oleh DPP Golkar terkait proyeksi jabatan ke depan untuk Akom sendiri.

"Banyak posisi ke depannya yang tidak kalah terhormat dengan pimpinan DPR," ujar Idrus Marham, Selasa, (29/11).

Lebih lanjut ia mengatakan selaku SekJen akan memperjuangkan mati-matian agar Akom dapat menempati posisi-posisi strategis nantinya. Apalagi menurutnya, Akom adalah kader yang dedikasi, kemampuan serta sikap kewarganegaraannya dipandang baik oleh partai sehingga tidak akan jadi masalah.

Ia pun menegaskan, pergantian ketua DPR ini adalah murni keputusan internal Golkar dan tanpa intervensi manapun termasuk dari presiden. Ia juga mempercayai bahwa seluruh teman-teman anggota DPR sebagai mitra Golkar pasti memahami keputusan yang telah diambil Golkar. Apalagi seluruh Fraksi dan Partai lain di DPR sangat mengerti aturan tentang paket pimpinan dalam UU MD3 dan tata tertib.

"Kami yakin prinsip saling menghargai sesama partai politik akan diperhatikan," ujarnya.

Terkait posisi yang kemungkinan akan ditempati Akom nantinya, Idrus menyampaikan bahwa pergantian ketua belum terjadi sehingga dirinya belum dapat berbicara banyak. Akan tetapi dirinya meyakini bahwa Akom akan mendapatkan reward posisi nantinya, pemberian reward tersebut adalah konsekuensi logis partai terhadap kader yang loyal dan memiliki dedikasi tinggi terhadap partai.

Hal senada juga disampaikan oleh Bambang Soesatyo (Bamsoet) anggota Komisi III  dari fraksi Golkar. Ia menyatakan walaupun sebagai sahabat Akom dirinya merasa prihatin sekaligus sedih akan pergantian tersebut, ia menghormati keputusan Akom yang menyatakan legowo menerima pergantian dirinya.

"Ini peristiwa politik, ya begitulah yang namanya politik," ujar Bambang Soesatyo di gedung DPR, Selasa, 29/11.

Ia juga menyatakan, bahwa pilihan sikap Akom yang menyatakan legowo merupakan pilihan yang bagus. Selain baik untuk partai, Akom telah memberikan pelajaran politik yang baik kepada seluruh masyarakat. Sikap legowo Akom membuktikan dirinya tidak memiliki ambisi jabatan ketika partai menarik dukungannya dan memberikan tugas baru terhadapnya.

Terkait tugas baru yang akan diberikan Golkar terhadap Akom, dirinya mengaku belum mengetahui tugas apa yang akan diberikan. Menurutnya, kader hanya bertugas menjalankan apa yang diamanatkan partai dengan sebaik-baiknya. Karena, setelah menjadi keputusan partai, maka seluruh kader harus melaksanakan keputusan tersebut sesuai dengan azas partai.

"Waktu itu kita juga gak tahu kalau Pak Akom akan jadi ketua DPR, nah sekarang partai menugaskan yang baru ya harus dilaksanakan," ujarnya

BACA JUGA: