Suasana Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pondok Rajeg, Cibinong, Depok siang itu terlihat sepi, hanya terlihat petugas yang lalu-lalang di dalam lingkungan lapas. Keriuhan dan kesibukan mulai terlihat saat gresnews.com dengan kawalan petugas lapas memasuki lingkungan lembaga pemasyarakatan tersebut.

Puluhan narapidana atau yang lazim disebut warga binaan terlihat sibuk di sudut lembaga pemasyarakatan, ada yang menjahit, adapula yang membuat kerajinan tangan, beberapa narapidana terlihat pula tengah asik membongkar kendaraan roda dua di pojok depan ruangan yang mereka kenal dengan Balai Ketrampilan.

Lembaga Pemasyarakatan Pondok Rajeg yang mempunyai moto Lapas "Berdasi" yaitu Lembaga Pemasyarakatan Bersih Damai dan Sigap ini memang jauh dari kesan seram, kotor dan tak terurus seperti Lapas kebanyakan. Lapas ini menjadi lapas pencontohan nasional dengan kapasitas untuk 950 orang.

Warga binaan penghuni dilatih untuk berwirausaha dan kerajinan yang hasilnya akan dijual lalu hasil penjualan dibagi 80 persen untuk warga binaan diberikan dan 20 persennya masuk kas negara dalam bentuk PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Berbagai macam ketrampilan diberikan kepada warga binaan seperti membuat kerajinan tangan, membuat mebel atau furniture, menjahit, otomotif hingga bercocok tanam.

"Ya ga lama sih bang belajarnya, paling 3-5 hari bisa," kata seorang narapidana yang tengah asik membuat kerajinan tangan dari bambu. Beberapa hasil karya dari para narapidana terlihat tertata rapi di balai ketrampilan.

"lumayan jadi tau dan punya ketrampilan, buat bekal nanti,"tambah nya.

Sementara itu menurut Irwan Setawan, Kepala Subseksi Bimbingan dan Pengelolaan Hasil Warga Binaan, ketrampilan yang diberikan kepada para narapidana atau warga binaan di Lapas Pondok Rajeg yang dihuni oleh kurang lebih 1500 narapidana adalah melatih para narapidana untuk hidup mandiri dan memiliki jiwa kewiraswataan. "Ini kan sifat nya ketrampilan jadi melatih mereka agar saat bebas nanti mereka punya ketrampilan dan berguna bagi masyarakat banyak,"kata Irwan.

Irwan menuturkan kendala yang sering di hadapi dalam memberikan ketrampilan kepada para narapidana di Lapas Pondok Rajeg adalah karakter dari warga binaan. "Kadang-kadang malas, terutama warga binaan kasus narkoba," tutur nya.

Selain itu kendala lain yang sering dihadapi adalah minimnya anggaran untuk mengelola Balai Ketrampilan di Lapas Pondok Rajeg. "Anggaran sekarang dikurangi untuk pelatihan warga binaan, jadi berdasarkan inisiatif dari lapas, kita berharap ada pihak ketiga yang mau bekerjasama untuk menyalurkan barang-barang hasil pelatihan kerja mereka, dulu sih ada pihak ketiga tapi sekarang udah ga ada," tambah Irwan.

Meski minimnya anggaran untuk mengelola Balai Ketrampilan, Lapas Pondok Rajeg tetap optimis dalam memberikan ketrampilan bagi para narapidana yang menghuni Lapas Pondok Rajeg. "Potensi mereka besar, coba bayangkan ada ribuan narapidana di seluruh Indonesia, kalau mereka diberdayakan dengan ktrampilan pasti bisa jadi kekuatan ekonomi yang besar buat negara, selain buat mereka sendiri," jelas irwan.

Lembaga Pemasyarakatan bukan hanya penjara, karena sejatinya Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat pembinaan orang yang dianggap salah jalan untuk berubah menjadi orang yang tertib hukum setelah menjalani masa pidananya. Meski hidup terkurung dibalik jeruji, para narapidana tetap memiliki hak untuk berkreasi dan memberikan kontribusinya untuk masyarakat. (Edy Susanto/gresnews.com)

 

BACA JUGA: