JAKARTA, GREWNEWS.COM - Islah terbatas yang dilakukan oleh Partai Golkar guna mengakomodir keikutsertaan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2015 sebaiknya diikuti partai bertikai lainnya, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun sayangnya, walaupun membuka pintu islah, kedua belah kubu ini tampak masih meninggikan ego masing-masing.

Juru Bicara DPP PPP Kubu Muktamar Surabaya Arsul Sani menyatakan tak tertutup kemungkinan PPP akan mengikuti model islah yang sedang dikembangkan di Golkar. Namun hal ini pun perlu ada kajian lebih mendalam lantaran proses hukum pun masih berjalan atas partai berlambang Ka´bah ini.

"Tentu ini akan kami matangkan terutama setelah ada putusan banding dari PTUN yang diharapkan tak akan lama lagi," kata Arsul kepada Gresnews.com, Minggu (24/5).

Tak ubah dengan Kubu Muktamar Surabaya, PPP Kubu Muktamar Jakarta pun menyatakan hal yang sama. Islah terbatas guna menghadapi pilkada serentak pada 9 Desember 2015 nanti dapat saja terjadi.

"Dari grup kami semenjak awal memang menginginkan islah, tapi kita lihat dulu bagaimana ke depannya," ujar Ketua Fraksi PPP Kubu Muktamar Jakarta Epyardi Asda kepada Gresnews.com, Minggu (24/5).

Ia menginginkan islah dan rekonsiliasi namun tentu iktikad baik harus datang dari kedua belah pihak dan bukan hanya menginginkan kekuasaan semata. "Kami mau lihat iktikad mereka, utamanya pada Arsul. Dia orang baru, tak tahu sejarah PPP tapi banyak bicara," katanya.

Walaupun pintu islah terbatas selalu terbuka, namun memang ada kelompok-kelompok yang disinyalir menginginkan kuasa dan memperkeruh suasana di kedua belah kubu. Ia menegaskan, tak ingin berurusan dengan Arsul maupun kelompok-kelompok pemecah ini lantaran jelas yang dimenangkan PTUN pada putusan sebelumnya merupakan PPP kubu yang dipimpin Djan Faridz sebagai ketua umum.

Bahkan, Epyardi berjanji apabila Arsul masih terus banyak bicara dan mengacau maka ia tak segan merotasi Arsul yang notabene berada di Komisi III menjadi ke Komisi VIII.  Ditekankannya, jika islah PPP memang terealisasi maka sebagai pihak yang menang di PTUN kemarin yang mengatur roda organisasi PPP, ia menginginkan kubu Muktamar Surabaya yang mengikuti aturan main kubunya. "Kami tak mau tunduk karena mereka pihak yang tidak benar. Terutama Arsul, pemain baru tapi tak tahu diri, dialah orang pertama yang akan saya habisi," ujarnya.

BACA JUGA: