JAKARTA, GRESNEWS.COM –  Perseteruan internal Partai Golkar masih terus bergejolak. Jalan  islah dari dua kubu kepemimpinan hasil Musyawarah Nasional (Munas) Bali dan Jakarta belum juga membuahkan hasil. Lima rekomendasi yang diajukan sebagai syarat hanya empat yang disepakati kedua kubu.

Satu rekomendasi yaitu Golkar harus keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) masih menjadi ganjalan kubu bagi kubu Aburizal Bakrie. Padahal menurut kubu Agung, berada KMP merupakan tindakan yang tidak realistis untuk menghadapi pemilu presiden 2019.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar kubu Agung Laksono,  Lawrence Siburian mengatakan KMP dibuat dalam konteks pilpres 2014 sehingga manfaatnya sudah tidak ada lantaran presiden pun sudah terpilih dan bekerja. Sehingga ia menilai akan sangat relevan KMP dibubarkan. Sebabnya partai-partai akan menghadapi pileg dan pilpres lagi pada 2019 secara bersamaan. Sehingga tiap partai pasti akan mengusung calonnya masing-masing dari partainya.

"Jadi semua partai akan punya calon presiden. Bagaimana KMP mau berkoalisi lagi misalnya untuk calonkan lagi Prabowo? Saya tidak yakin. Karena PAN akan calonkan presiden dari partainya, begitu juga Golkar," ujar Lawrence saat ditemui wartawan di kantor DPP Golkar, Jakarta, Jumat (9/1).

Ia melanjutkan atas dasar kepentingan pencalonan presiden 2019, ia memprediksi KMP cepat atau lambat akan berakhir. Apalagi menurutnya, jika Golkar tetap bergabung di KMP maka tidak ada kebebasan untuk menyampaikan pemikiran dan konsep kebijakan partai. Sebab setiap konsep partai mau tidak mau harus dibicarakan dengan partai koalisi. Padahal ia menginginkan agar Golkar tetap objektif sekaligus kritis terhadap pemerintah.

Lebih lanjut, meskipun Golkar kubu Agung sudah menyatakan posisinya mendukung pemerintah dengan tetap kritis dan konstruktif, hal itu hanyalah sikap Golkar secara internal. Sehingga tidak bisa dilihat dengan sikap tersebut maka Golkar keluar dari KMP. Meskipun penyamaan visi dari lima rekomendasi Munas Jakarta baru tercapai empat, ia berharap waktu 60 hari yang diberikan pengadilan untuk islah bisa segera terwujud.

Pada kesempatan berbeda, Juru runding kubu Ical MS Hidayat mengatakan deadlock antara kubu Agung dan Ical memang masih ada terkait penyamaan visi misi. Ia mengaku sudah sekitar 60 persen mereka bisa menyamakan persepsi soal visi. Lalu saat ditanya soal keluar dari KMP, ia menuturkan KMP merupakan bagian dari Golkar dan merupakan komitmen Golkar.

"Kalau perubahan apapun itu masalah Golkar. Yang penting pemerintah dan lawan runding saya tahu persis posisi Golkar terhadap pemerintah seperti apa," ujar MS Hidayat usai berunding di DPP Golkar, Jakarta, Kamis (9/1).

BACA JUGA: