Bunga Citra Lestari senang film yang diperankannya, Habibie dan Ainun, sukses besar. Tak banyak film Indonesia yang bisa meraih penonton lebih dari tiga juta dan diputar selama berbulan-bulan. Lebih dari itu, ia bersyukur bisa belajar banyak tentang cinta dalam sebuah pernikahan.  

"Sebagai orang yang sudah menikah aku tahu kalau pernikahan itu tidaklah mudah untuk dijalani. Apalagi sampai puluhan tahun seperti Ibu Ainun dan Bapak Habibie. Aku bisa melihat pengabdian Ibu Ainun pada Pak Habibie amat sangat besar. Ibu Ainun kan dokter anak, tapi dia tinggalkan karirnya untuk menemani suaminya ke negara yang benar-benar dia tidak ketahui sama sekali," cerita Unge, begitu ia disapa belum lama ini.

"Mungkin kalau hanya ngomong, terdengar gampang. Tapi untuk yang menjalani, seperti Bu Ainun juga, ada momen dimana dia merasa berat. Dia ingin kembali ke Indonesia, bertemu dengan dunia dia dan sebagainya. Tapi pada akhirnya Pak Habibie berhasil meyakinkan, dengan cinta, mereka berdua sama-sama bertahan di negara lain," lanjut Unge, kagum.

Teringat Saat Pertama Bertemu
Sebagai seseorang yang juga punya ambisi untuk maju, Unge paham seperti apa pengorbanan Ainun. Bagaimana Ainun menahan ambisi dirinya sendiri demi sebuah prinsip the big you the small i, sangat menginspirasi Unge.

"Ini sebuah pengalaman dan kesempatan yang luar biasa. Banyak sekali yang aku dapatkan. Di sini bukan masalah materi ya. Tapi untuk mental dan hati. Untuk seseorang yang punya pendidikan dan berpeluang karir seperti Ibu Ainun, itu sesuatu yang besar dan sulit. Tidak banyak orang yang bisa seperti itu," pujinya.

Selama menjalani syuting Ainun dan Habibie, Unge sempat mengalami disorientasi peran antara dirinya di dalam film dan dalam kehidupan nyata. Namun akhirnya banyak manfaat yang ia rasakan dalam hubungannya dengan Asraf.

"Selesai syuting barulah aku bisa melihat sosok aku yang di sana, ketika menjadi Ibu Ainun. Aku ambil yang baiknya, yang bisa aku terapkan dalam kehidupanku. Cara pandangku mengenai suami, mengenai istri, dan mengenai sebuah hubungan, pasti agak bergeser. Misalnya aku sering mengatakan, ‘Ah aku sudah berkorban kok’. Eh tapi ketika melihat pengorbanan Ibu Ainun, itu menjadi tidak ada apa-apanya," renung ibu satu anak ini.

Unge bercerita, sang suami pun mengikuti perjalanan film Habibie & Ainun serta melihat bagaimana kisah cinta mereka berdua. Keduanya lantas sering berdiskusi. "Memang orang, karakter, dan zamannya berbeda. Tapi semangatnya untuk bertahan dan terus berjuang dalam susah dan senang bersama-sama, sangat menginspirasi. Kami jadi bertekad ingin seperti itu. Kita harus bisa melewati segala masalah dengan saling menguatkan," tekad Unge.

Unge merasa, ikatan cintanya dengan Asraf makin kuat saja. "Ibu Ainun dan Pak Habibie selalu bilang bahwa mereka berdua adalah satu. Memang benar, ketika kita menikah, apa yang terjadi pada pasangan kita, pasti kita akan terkena efeknya. Tantangannya adalah bagaimana kita bisa maju sama-sama terus dan untuk bisa bertahan dalam segala masalah dengan berpikir bahwa kita adalah satu.”

Ia sadar, lima tahun pernikahan pertama memang cukup berat. "Film ini menjadi semacam penguat. Karena kita kan sering lupa dengan romantisme berdua dulu. Melihat sisi perjalanan mereka, jadi mengingatkan kembali bagaimana rasanya waktu pertama kali bertemu, berkenalan, dan sebagainya. Nah begitu mengingat lagi, dengan flashback ke masa itu, akhirnya kita mendapatkan kembali gelora pada masa itu. Walaupun jelas kondisinya sekarang berbeda, buat aku itu bisa menyehatkan. Mungkin bisa dibilang, kalau dulu fall in love, sekarang depply in love. Dulu jatuh cinta, sekarang mendalami cinta itu," katanya.

Tabloid Wanita Indonesia

BACA JUGA: