SUHU politik mulai memanas menyongsong Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Partai Demokrat, khususnya dari kubu ketua umum Anas Urbaningrum berhembus kabar tentang manuver mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tersebut tengah bermanuver mencalonkan Presiden dari luar Demokrat.

Isu calon presiden (Capres) eksternal yang digadang-gadang kubu Anas segera ditampik Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Saan Mustopa.

"Pertama, karena memang sampai saat ini Demokrat belum membicarakan soal calon presiden. Belum pernah membicarakan tentang mekanisme pencalonan presiden, dan juga belum membicarakan figur-figur yang akan menjadi menjadi calon presiden," ungkap Saan yang ditemui di gedung DPR Senayan, Jakarta, Senin (14/5).

Kedua, kata Saan, penentuan calon presiden dari Demokrat ditentukan melalui otoritas di majelis tinggi partai, yang akan dibahas mulai 2012 hingga 2013.

"Soal Capres itu wilayah atau otoritas majelis tinggi partai. Nanti majelis yang akan membicarakan hingga memutuskan mekanismenya seperti apa," tambah Saan.

Golkar menampik
Di tempat terpisah, Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti menegaskan partai-partai politik besar sudah mulai menawarkan kader terbaiknya seperti Partai Golkar melalui Aburizal Bakrie. Namun langkah tersebut diikuti upaya partai politik (parpol) yang ditengarai melirik kandidat dari parpol lain.

Bakal ramainya bursa kandidat capres dari luar partai, ungkap Ray, mengindikasikan minimnya calon-calon berkualitas dari internal parpol.

"Sangat mungkin calon dari luar parpol, misalnya Jusuf Kalla, bakal maju ke Pilpres 2014. Hal itu terjadi karena parpol kita sekarang ini tengah menghadapi krisis calon," ucap Ray, ketika berbincang dengan gresnews.com, Jakarta, Senin (14/5).

Menurut Ray, jumlah kandidat yang layak diusung dari luar lingkaran parpol lebih banyak ketimbang calon dari internal parpol.

"Faktanya saat ini calon dari luar parpol lebih diminati oleh publik. Saat ini praktis hanya Prabowo Subianto saja yang punya basis massa kuat yang diusung oleh partainya sendiri, sedangkan kandidat dari parpol lain relatif tidak punya kekuatan yang mapan," ujarnya.

Menanggapi hal itu, di tempat terpisah politisi Partai Golkar, Nurul Arifin enggan menanggapi kabar Demokrat mengincar calon presiden dari eksternal partai. Mantan artis film dekade 90-an ini enggan menolak dengan dalih kasus hukum Anas atas tudingan Nazaruddin tersangkut kasus suap wisma atlet dan Hambalang.

"Saya tidak mau berkomentar tentang itu. Kasusnya saja belum selesai, kalau menurut saya sih kasusnya dulu diselesaikan, jika tidak terbukti baru berpikir ke depan. Karena semuanya masih menggantung. Ya kita tunggu dan lihat saja," ungkap Nurul yang ditemui di gedung DPR Senayan.

BACA JUGA: