Jakarta - Ketua Mahkamah Agung (MA) Hatta Ali menyatakan, seorang calon hakim agung (CHA) yang tidak menguasai kode etik dan pedoman perilaku hakim tidak layak untuk lolos ke tahap berikutnya.

Menurut Hatta, kekurangpahaman CHA terhadap kode etik menunjukkan ketidakseriusan untuk menjadi seorang hakim agung.

"Berarti dia (CHA) tidak serius untuk menjadi hakim agung," ujar Hatta, di Hotel Mercure, Jakarta, Rabu (25/4).

Menurut Hatta, para CHA seharusnya telah mempersiapkan dirinya untuk mengikuti setiap seleksi yang dilakukan oleh Komisi Yudisial (KY). Lebih jauh, dikatakan Hatta, apabila ada ketidakpahaman dalam menjawab pertanyaan dalam seleksi wawancara merupakan kesalahan peserta.

"Salahnya sendiri seharusnya ia mempersiapkan dirinya, kan sudah tahu materi apa yang akan diberikan, kalau dia tidak siap ya salah sendiri berarti dia tidak serius untuk menjadi hakim agung," tandas Hatta.

Namun demikian, sambung Hatta, pihaknya menyerahkan sepenuhnya pemilihan hakim agung kepada KY untuk menentukan pantas atau tidaknya peserta CHA untuk menjadi hakim agung.

"Tapi yang jelas semuanya diserahkan kepada KY. Karena, itu sudah merupakan kewenangan yang diberikan oleh UU," ucap Hatta.

Sebelumnya diberitakan, pada hari pertama tes wawancara terbuka dalam seleksi hakim agung, Ketua KY Eman Suparman mengaku kecewa terhadap bebarapa jawaban CHA terkait kode etik hakim.

"Tidak memuaskan, mereka tidak paham kode etik, banyak mengelak. Saya heran. Itu kan logika. Mereka kebanyakan tidak tahu," ucap Eman.

BACA JUGA: