JAKARTA, GRESNEWS.COM - KPK terus mendorong agar pihak kepolisian menuntaskan kasus teror air keras terhadap Novel Baswedan. Ketua KPK Agus Rahardjo menegaskan pihaknya masih menunggu perkembangan dari pihak kepolisian.

"KPK masih mendorong supaya polisi menyelesikan itu. Kalau sampai beberapa saat tidak ada, kita lihat lagi perkembangannya," kata Agus di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu (27/12).

Menurut Agus tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk mengungkap kasus ini belum perlu dibuat. Agus bahkan mempertanyakan pernah-tidaknya TGPF mengungkap tuntas sebuah kasus. "Dari TGPF yang lalu anda pernah lihat yang berhasil tuntas yang mana? Ada?" ujarnya.

Novel Baswedan mengalami teror penyiraman air keras setelah menunaikan salat subuh di masjid dekat rumahnya pada 11 April 2017. Novel kini tengah menjalani perawatan di Singapura. Polisi juga telah mengungkap dua sketsa wajah yang diduga menyiramkan air keras ke Novel. Namun belum ada titik terang dari penyelidikan tersebut.

Akibat penyiraman air keras itu, Novel harus menjalani operasi ulang tahap pertama pada 6 Desember lalu karena pertumbuhan jaringan putih mata kirinya belum maksimal. Operasi ini dilakukan dengan menempelkan jaringan gusi pada mata kirinya. Ini untuk memperbaiki pertumbuhan jaringan putih mata.

Operasi itu dilakukan setelah perawatan dan pemulihan sebelumnya tidak membawa hasil signifikan terhadap mata kiri Novel, yang mengalami kerusakan hingga 95 persen akibat paparan air keras. Novel sendiri harus dirawat di Singapura sejak 12 April, sehari pasca penyerangan terjadi. "Kemungkinan tahun depan Novel masih terpisah dengan keluarga dan koleganya karena belum dapat kembali ke Indonesia," kata Kabiro Humas KPK Febri Diansyah.

Sementara itu, KPK masih menunggu hasil dari penyelidikan Polda Metro Jaya untuk menemukan pelaku penyerangan terhadap Novel, setelah dirilisnya sketsa baru dua terduga pelaku. Ini juga untuk mencegah ancaman berulang terhadap oknum pemberantas korupsi.

"Kami harap pelaku ditemukan dan diproses serta peristiwa penyerangan dapat segera diungkap agar teror, ancaman, dan serangan terhadap pihak-pihak yang memberantas korupsi tidak terjadi lagi ke depan," ujar Febri.

Sementara itu, dalam koordinasi terakhir dengan KPK, Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz mengaku telah mengerahkan 167 personel kepolisian untuk mengusut kasus ini. Bahkan nomor hotline juga dibuka bagi masyarakat yang memiliki informasi mengenai identitas keduanya. Namun hingga kini belum ada titik terang yang mengarah ke identitas pelaku. (dtc/mag)

BACA JUGA: