Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Marunda. Dalam kunjungan tersebut Budi menemui saudara kembar taruna STIP yang tewas dianiaya seniornya.

Amirullah Adityas Putra diketahui tewas setelah dianiaya empat seniornya di STIP, Januari lalu. Menhub Budi sempat berdialog dengan saudara kembar Amirullah, Amarullah. Dalam kesempatan itu Budi menyampaikan permohonan maaf kembali pada keluarga Amarullah.

"Saya tadi meneteskan air mata bagi adik kamu. Bagaimana mungkin seorang yang ingin menuntut ilmu, saya secara pribadi dan atas nama Menhub menyampaikan maaf sedalam-dalamnya kepada keluarga," kata Budi di sela-sela kunjungannya di STIP, Marunda, Jakarta Utara, Minggu (16/7).

Budi menjelaskan kepergian Amirullah merupakan pertanda STIP harus melakukan perubahan dalam mendidik tarunanya. Menurut Budi, itulah harga yang harus dibayar dari meninggalnya Amirullah.

"Itulah momen dan titik balik bahwa kita harus berubah. perubahan itu mahal dengan meninggalnya Amirullah," kata Budi.

Amarullah kemudian berterima kasih kepada Budi karena sudah menemuinya. Dia lalu bercerita tentang perubahan di STIP setelah kasus yang menimpa saudaranya itu.

"Banyak juga perubahan begitu juga dari ekskul yang tadinya pembimbingnya Taruna yang senior sekarang sudah ada pelatih yang lebih layak," kata Amarullah.

Dia lalu mengutarakan keinginannya agar ada sebuah monumen guna mengenang saudaranya itu. Monumen itu sebagai penghargaan dari STIP bagi adiknya.

"Saya dan keluarga berkeinginan, jika berkenan dibuatkan sebuah monumen untuk adik saya sebagai bentuk penghargaan STIP pada adik saya," kata Amarullah.

Menanggapi permintaan itu, Menhub Budi menyatakan, tak hanya monumen yang bisa menjadi pengingat. Tetapi bisa saja dibuatkan ruangan atau lapangan.

"Keinginan menjadikan monumen bukan dijadikan berhala tapi mengingat yang lain bahwa ada putra terbaik bangsa yang gugur sia sia," kata Budi. (dtc/mfb)

BACA JUGA: