Politikus PDIP Maruarar Sirait sudah mengambil sikap sejak awal mendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pilgub DKI 2017, meski partainya belum mengambil keputusan. Ara begitu dia disapa, yakin pada akhirnya PDIP juga akan mendukung Ahok.

"Kalau sampai Ahok didukung PDIP yang tinggi suaranya di 2014, tidak ada kontestasi politik lagi. PDIP, Ahok, Teman Ahok bersatu tidak ada kontestasi politik. Itu pondasi utama. Tentu lawan PDIP dan Ahok berkepentingan secara politik," ucap Maruarar Sirait.

Hal itu disampaikan dalam diskusi soal ´Kinerja Pemerintah Dua tahun Pilpres´ di kantor SMRC, Jakarta Pusat, Minggu (24/7). Hadir Agun Gunanjar (Golkar) dan Burhanudin Muhtadi (pengamat).

Ara menuturkan bahwa sikap dukungan dirinya itu adalah keputusan pribadi, bukan partai. Dia menilai memang Ahok dengan kinerjanya selama ini layak untuk didukung kembali, karena itu Ara akan memperjuangkan agar PDIP juga dukung Ahok.

"Saya tidak takut kehilangan jabatan, lebih takut kehilangan kepercayaan. Pilihan politik itu akan dicatat sejarah," kata anggota DPR itu.

Ara menyebut beberapa pihak tamaknya ada yang ingin memisahkan PDIP dengan Ahok, padahal selama ini Ahok sangat menghormati ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Hubungan keduanya sangat baik.

"Ahok dengan bu Mega sangat hormat, tidak ada statement dia (Ahok) yang tidak baik (kepada Megawati)," tutur Ara.

Politikus asal Sumut itu lalu menjelaskan bahwa Ahok sebenarnya sudah tahu apa yang akan diputuskan oleh Megawati untuk Pilgub DKI. Setidaknya ada tiga sinyal yang diberikan Mega untuk mendukung Ahok. 

"Saat ultah bu Mega, dia dapat tumpeng. Lalu dapat buku pertama di acara Museum Kota dan saat haul pak Taufik saya melihat bagaimana hubungan yang sangat baik," cerita Ara.

"Saya yakin secara substansi politik tidak ada yang sempurna, tapi ini kerjaan maestro. Ending-nya ada titik di mana bu Mega, pak Jokowi, dan Ahok akan bertemu di titik yang sama," pungkasnya. (mon/dtc)

BACA JUGA: