Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut penanganan kasus Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) terjadi penurunan. Salah satu faktor pemicu dikarenakan kondisi cuaca dan kecepatan Satgas pemburu api dalam langkah pencegahan. Namun jumlah pelaku pembakar hutan perorangan meningkat.

"Mereka yang membakar jumlahnya lebih tinggi berkisar 498 orang padahal ini baru bulan Agustus, bila dibandingkan dengan tahun lalu 300 orang. Kemudian faktor kedua sekali lagi faktor kecepatan langkah-langkah pro aktif untuk mematikan karena ada satgas pemburu api ini yang gabungan," kata Jenderal Tito usia melakukan rapat penanganan Karhutla dan video conference bersama Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, dan Kepala BMKG Andi Eka Sakya di gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/8).

Tito juga mengatakan terjadinya penurunan titik api disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya faktornya adalah penegakan hukum dan upaya pencegahan oleh satgas gabungan TNI, Polri, Pemda serta KLH.

"Namanya satgas pemburu api (SPA), satgas pemburu api ini efektif. Ketika ada informasi api mereka langsung bergerak dan mematikan api. Mereka bekerja secara militan," imbuhnya.

Faktor lain yang membuat penurunan titik api, kata Tito adalah kondisi cuaca. Curah hujan yang tinggi itu membantu proses pemadaman api.

"Faktor hujan karena ada fenomena La Nina, yang seharusnya sampai hari ini kemarau, biasa tahun lalu kemarau panas sekali. Tapi sampai hari ini masih terjadi hujan. Hal ini banyak membantu kita, tapi langkah-langkah pro aktif tetap kita lakukan," pungkasnya. (mon/dtc)

BACA JUGA: