JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kementerian BUMN memastikan akhir tahun ini pembentukan holding BUMN tambang akan rampung. Percepatan pembentukan holding ini disiapkan dalam rangka proses pengambilalihan saham perusaahan tambang asal Amerika PT Freeport Indonesia. Holding perusahaan pelat merah tambang ini akan terdiri dari PT Inalum, PT Aneka Tambang Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Bukit Asam Tbk.

Menurut Deputi Bidang Pertambangan, Industri Strategis Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampoerna, proses tersebut tinggal menunggu persetujuan Menteri Keuangan dan Presiden, sebelumnya kemudian digelar RUPS dan pembentukan anggaran dasar.

"RPP (rancangan peraturan pemerintah) kan sudah diharmonisasi. Nah, kalau sudah di Presiden ya sudah selesai. Karena untuk bikin RPP perlu harmonisasi. Harmonisasi sudah selesai, sekarang di Kemenkeu, " ujar Harry Gedung DPR, Jakarta, Selasa (10/10).

Selanjutnya Menteri Keuangan akan kirim surat pengantar ke Presiden untuk di tanda tangan. Diharapkan dikirimkan ke Presiden Oktober ini sudah selesai. Jika itu semua beres langkah berikutnya hari pertama kedua itu ada timeline-nya. "Nanti ada pembuatan AD ART. Menteri Keuangan buat penilaiannya berapa nilai sahamnya yang akan diimbrengkan. Mulai PP sampai pembagian imbreng itu enggak lama, sebulan," tambahnya.

Harry menambahkan pembentukan holding perusahaan tambang, dipersiapkan untuk ambil alih Freeport. "Tujuan utamanya untuk kedaulatan tambang. Equity jadi lebih besar. Kenapa Presiden minta lebih besar, karena kita untuk bersaing dengan asing. Kalau holding belum selesai, ya Freeport tetep jalan dengan konsorsium BUMN. Kalau holdingnya udah selesai ya pakai holding," ungkap Harry.

Ia menambahkan, valuasi nilai saham Freeport juga dilakukan secara paralel. Minggu ini, kata dia, rencananya ada pertemuan untuk membahas penilaian saham Freeport yang ada di Indonesia itu.

"Pembentukan tim valuasi sudah. Tapi kan valuasi harus bareng sama Freeport. yang jelas kita sudah kirim surat ke Freeport untuk ajak kita valuasi bersama," ungkapnya.

Menurutnya due dilligent akan dilakukan pekan ini. "Sumber pendanaan itu macam-macam, equity, BPJS, dan level berikutnya mungkin pinjaman ke bank pemerintah," ungkap Harry. (dtc/rm)

BACA JUGA: