Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah melontarkan kritik tajam ke pimpinan PKS lewat kultwit #KritikDariKader. "Ya karena keluhannya itu tambah banyak bahwa struktur itu makin nggak bisa dikritik dan sekarang ini dialog-dialog itu tidak lagi dibuka dan bebas. Malah kadang-kadang pertemuan itu satu arah, kader nggak boleh memberikan masukan," kata Fahri saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (28/11).

Dalam kultwitnya Fahri menyebut kepemimpinan PKS yang kaku dan antikritik. Sehingga PKS stagnan tak bergerak. Fahri juga menyebut PKS tak lagi memberikan ruang bagi kader untuk memberikan masukan.

"Kalau ngasih masukan di grup WA saja diadili atau dikeluarin dari grup WA tanpa diajak bicara. Padahal ini suasana yang tidak sesuai dengan jati diri partai sejak awal. Partai ini kan tidak saja bersaudara tapi juga dianggap berkeluarga sehingga kulturnya bermusyawarah serta berkomunikasi sejajar," keluh Fahri.

"Tapi tiba-tiba pemimpinnya ini sangat struktural, menggunakan posisi dan jabatannya untuk menghambat dialog, ini sangat disedihkan ini akan membuat partai ini kaku dan tidak menerima kritik," imbuhnya.

Fahri kemudian membandingkan dengan kepemimpinan PKS di bawah presiden partai sebelumnya, Anis Matta. "Zamannya Anis Matta kita ada krisis pun didialogkan dan lalu menemukan keyakinan untuk bangkit. Nah sekarang tidak ada lagi, gimana mau bangkit kalau keadaannya begitu," katanya.

Lantas Fahri pun mengungkap harapannya. Ia berharap Majelis Syuro PKS mendengarkan kritik dari kader yang dihimpun dan disuarakannya itu.

"Semoga Majelis Syuro yang terdiri dari orang arif bijaksana cepat menangkap gejala ini. Pemilu kurang dari dua tahun lagi. Akan terjadi serempak antara Pileg dan Pilpres. Apa persiapan PKS untuk menang?" harapnya.

PKS pun menampik keras tudingan-tudingan yang disampaikan Fahri. "Yang pertama monggo, Pak Fahri mau komentar apa saja boleh. Karena PKS kan partai institusi publik, jadi monggo," ujar Wasekjen PKS Mardani Ali Sera saat dimintai konfirmasi, Selasa (28/11).

Meski begitu, PKS meminta Fahri menyerahkan data untuk membuktikan tudingan-tudingannya. Dia menyebut kedewasaan pimpinan PKS terbukti lewat Pilkada DKI. Saat Pilgub DKI, PKS mengusung Anies Baswedan-Sandiaga Uno, tokoh yang keduanya bukan kader PKS.

"Tidak mudah loh memutuskan PKS mendukung Anies-Sandi, yang tidak ada kadernya. Kalau dia tidak berpikir sebagai pemimpin modern, pemimpin yang sifatnya cuma mungkin mikir diri sendiri, PKS enak maju pakai kadernya sendiri," tuturnya.

Fahri Hamzah, yang dipecat dari PKS karena masalah etik, juga menyebut pimpinan PKS saat ini kaku. Mardani membantah bila dikatakan Presiden PKS Sohibul Iman pemimpin seperti itu.

"Justru kalau (pimpinan) sekarang ini mau ketemu Pak Sohibul di mana pun, kapan pun gampang," tukas anggota DPR itu. (dtc/mfb)

BACA JUGA: