Polisi telah menyelidiki latar belakang Agus Wiguna, peracik bom panci yang meledak di Buahbatu, Bandung. Polisi membeberkan latarbelakang dan kemampuan Agus merakit bom.

"Maret 2017, bersama Soleh, Jajang dan jemaah lain, i´dad. I´dad itu melakukan latihan. Soleh, Jajang itu kan yang bom Cicendo," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, Senin (10/7).

Meski begitu, Setyo tidak merinci secara jelas mengenai sejak kapan keterlibatan Agus dalam jaringan JAD. Setyo hanya menerangkan bahwa Agus mulai belajar merakit bom dari Facebook dan dilanjutkan dari JAD.

"Intinya dia dari Bahrun Naim juga," ujarnya.

Setyo juga menyebut ada akun Telegram yang dipakai oleh jaringan tersebut untuk berkomunikasi. Tak bisa sembarang orang yang bisa masuk ke Telegram itu.

Selain itu, dia menerangkan mengenai barang bukti yang diamankan setelah polisi melakukan olah TKP. Barang bukti tersebut mulai dari paku hingga kertas yang bertuliskan JAD.

"Satu kantong paku sejumlah 360 biji, dengan panjang 7 cm. Besi bulat atau shrapnel 100 buah, kemudian satu kaleng TATP, panci pressure satu yang sudah dimodifikasi, sama satu lembar kertas tentang baiat kepada ISIS tertulis JAD tanggal 10 Juni 2017. Serpihan Tupperware, sementara dia belajar dari dan dia sebenarnya basisnya NII. Kemudian NII di Garut terus dia ikut gabung di JAD di Bandung, ada salah satu Masjid di Muhammad Toha," terangnya.

Bom panci itu meledak di kamar kontrakan Agus pada Sabtu (8/7) sekitar pukul 15.30 WIB. Usai meledak, Agus yang berprofesi sebagai penjual bakso ini ditangkap jajaran Polrestabes Bandung. Berdasarkan keterangan, rencananya pelaku akan meledakkan bom tersebut di Gereja Buahbatu, rumah makan di Astana Anyar, dan kafe di Jalan Braga. (dtc/mfb)

BACA JUGA: