Mahfud MD menyarankan bangsa Indonesia sebaiknya menatap ke depan dan tidak perlu mengungkit-ungkit luka lama dan mencari-cari kesalahan, termasuk tragedi 1965. Sekarang sudah banyak keturunan anggota PKI yang kerja kantoran, menjadi anggota DPR maupun menjadi PNS.

"Tidak ada gunanya, sekarang ini sudah rukun. Keturunan PKI sekarang sudah bisa kerja di kantor-kantor dan tidak diganggu-ganggu. Orang mau kerja gak dilihat KTP-mu apa. Sekarang sudah bisa jadi (anggota) DPR, pegawai negeri dan sebagainya. Ngapain mau ribut-ribut lagi," kata Mahfud MD kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (25/9).

Menurutnya, sejarah nanti akan tersimpulkan sendiri setelah 100 tahun lebih. Jika masih seperti sekarang maka masih banyak yang dendam, marah, sentimentil dan lain-lain.

"Seperti kita sekarang lihat sejarah Majapahit itu, tidak ada yang marah karena sudah ratusan tahun. Kita tidak usah buka luka lama, kita rukun-rukun saja ke depan," kata dia.

Mengenai pemutaran ulang film ´Pengkhianatan G30S/PKI´, Mahfud MD mengatakan bahwa film itu memiliki nilai artistik bagus. Namun dia mengingatkan, meluruskan sejarah hanya dari sebuah film atau seminar, adalah hal yang tidak mungkin bisa dilakukan, karena setiap orang memiliki kesimpulan sendiri tentang film tersebut.

Bagi TNI misalnya, kesimpulanya adalah PKI pemberontak, bagi kelompok yang beraliran komunis baik yang terang-terangan atau diam-diam maka kesimpulannya ada pelanggaram HAM. Sedangkan bagi kalangan NU atau umat Islam maka akan menyebut kedua belah pihak jadi korban, bukan hanya dari PKI.

"Saya nonton artistiknya saja, kalau sejarahnya tidak akan bisa dipercaya dari sebuah film. Penontonnya sekarang sudah cerdas-cerdas," tegasnya. (dtc/mfb)

BACA JUGA: