Beberapa pengungsi Rohingya yang bermukim di Indonesia hadir dalam aksi 169 tadi. Salah satu dari mereka bercerita tentang kondisi di Rakhine State, Myanmar.

"Sekitar 1.000 anak menderita. Mereka butuh bantuan air bersih dan lain-lain," kata salah seorang pengungsi Rohingya bernama Karimullah di Bundaran Patung Kuda, Jakarta Pusat, Sabtu (16/9).

Karimullah berhasil kabur dari Rakhine State 7 tahun lalu. Dia lari ke Indonesia bersama sejumlah saudara senasibnya.

Pada waktu itu, ada sekitar 4.000 pengungsi menuju Bangladesh. Banyak wanita dan anak-anak yang hidup menderita. Ia menyebut dulu warga Rohingya ada 7 juta di Myanmar, sekarang tinggal 7.000.

Karimullah lantas menyebut ada upaya penghilangan etnis oleh pemerintah Myanmar. Dia kemudian memohon bantuan kepada Indonesia.

"Mereka selalu minta tolong, kami minta Pemerintah Indonesia bantu di sana. Mereka nggak minta apa-apa, mereka hanya minta keselamatan nyawa. Yang penting selamatkan nyawa," ungkapnya.

Sementara itu Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto disela aksi bela Rohingya berkali-kali menyatakan Indonesia harus kuat di dalam dulu sebelum membantu yang membutuhkan. Pernyataan ini disampaikan Prabowo terkait pengungsi Rohingya.

Dia juga menilai bantuan yang dikirimkan Indonesia untuk pengungsi Rohingya sebagai bentuk dari pencitraan. Pernyataannya itu disetujui oleh Amien Rais.

"Percaya sama saya, kalau kita kuat, kaum Rohingya kita bantu. Kalaupun kita sekarang kirim bantuan, menurut saya, itu pencitraan. Kirim bantuan pun tak sampai kadang-kadang," kata Prabowo.

"Jadi Saudara-saudara, di sini saya harus kasih tahu supaya tidak emosional. Kita harus tunjukkan Islam yang tenang, Islam yang melindungi semuanya," imbuhnya. (dtc/mfb)

BACA JUGA: