JAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan pemerintahnya tidak condong terhadap negara tertentu dalam kerjasama dan menarik investasi. Hal ini menjawab adanya  suara-suara yang menyebut investasi terbanyak berasal dari Barat, Jepang, Korea Selatan atau dari Tiongkok.

Menurutnya, pemerintah sekarang ini baru akan menyeimbangkan agar semua kepentingan-kepentingan yang ada terhadap Indonesia ini bisa dalam posisi keseimbangan.

"Yang benar adalah bahwa kita sekarang ini, dan sudah saya mulai tiga tahun yang lalu untuk berkunjung dan melakukan pendekatan-pendekatan beberapa kali ke negara-negara di Timur Tengah," ujar Presiden saat bersilaturahmi dengan Keluarga Besar Jamiyyah Persatuan Islam (Persis), di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/10) malam.

Presiden mengtakan, sudah tiga tahun yang lalu dirinya bertemu dengan Raja Salman, kemudian muter lagi bertemu dengan Syekh Tamin dari Qatar, bertemu lagi dengan Syekh Muhammad dari UEA (Uni Emirat Arab), dan juga beberapa negara yang lain di kawasan Timur Tengah. Hal ini dilakukan untuk memberikan keyakinan, bahwa  Indonesia ini memerlukan investasi, memerlukan aliran uang masuk.

Menurut Presiden pihaknya sudah mengundang tiga tahun lalu, namun yang baru datang baru Sri Baginda Raja Salman, dan meninggalkan investasi di Indonesia kurang lebih Rp80 triliun. Menurutya angka tersebut merupakan angka yang sangat besar Indonesia.

Presiden menambahkan, bahwa besok Syekh Tamin dari Qatar juga akan berkunjung ke Indonesia, dan Syekh Muhammad dari UEA akan berkunjung awal Desember mendatang.

Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengungkapkan bagaimana sambutan para pemimpin negara-negara Timur Tengah dalam menyambut dirinya saat berkunjung ke negara-negara mereka. Raja Salman misalnya, menjemputnya di depan pesawat, demikian juga Syekh Tamin dari Qatar.

Sementara Syekh Muhamad dari UEA malah menjemput di depan pesawat, kemudian menyetir sendiri mobilnya untuk membawa Presiden Jokowi makan di sebuah restoran di Abu Dhabi, dan berbincang-bincang lebih dari 2 jam.

"Setelah itu baru ditanya kebutuhanmu apa? Kan enak sekali. Saya cerita-cerita, ya oke, nanti insha Allah 2016 saya ke Indonesia, tetapi ternyata tidak bisa dan mundur pada tahun ini," tutur Presiden seperti dikutip setkab.go.id.

Karenanya Presiden meyakini, jika hal ini bisa dilakukan maka keseimbangan di negara kita itu akan ada. Artinya, tidak akan ada ketergantungan pada negara-negara tertentu karena semua negara investasinya ada di Indonesia. "Syukur-syukur beberapa negara, datang ke sini, misalnya Raja Salman Rp80 triliun, besok Syekh Tamin keluar Rp500 triliun gitu," ujarnya. (rm)

BACA JUGA: