Polisi tidak menahan pria berinisial AL, satpam tempat spa yang ditangkap karena diduga berkaitan dengan teror penyiraman air keras ke penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Polisi menyebut tidak ada bukti yang merujuk ke AL sebagai pelaku teror itu.

"Sampai saat ini tidak ada (barang bukti yang menghubungkan dengan AL)," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di area Masjid Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/5).

Meski sampai saat ini belum ada seorang pun yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut, polisi terus berupaya mengumpulkan informasi dari para saksi. Selain itu, polisi juga masih menelisik hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mencari identitas penyerang penyidik senior KPK tersebut.

"Kita masih berupaya, tetap. Baik berangkat dari TKP maupun dari informasi-informasi yang lain. Kemungkinan-kemungkinan yang lain bisa saja," jelas Setyo.

Ketika ditangkap dan diperiksa intensif, AL beralibi sedang berada di rumahnya. Polisi pun mengecek kebenaran alibi tersebut dan hasilnya cocok. "Dia tidak ada di tempat kejadian perkara. Kemudian dicek, kroscek dengan saksi-saksi yang di tempat dia berada, ternyata cocok," terang Setyo.

Selain itu, polisi juga memastikan bila AL tidak berkaitan dengan kasus di KPK. Polisi melakukan penangkapan ke AL berdasarkan foto yang diberikan Novel.

"Sepengetahuan saya tidak (ada kaitan dengan kasus di KPK). Beliau menyampaikan ini ada dugaan bahwa ini pelakunya, makanya kita tindaklanjuti," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Masjid Mabes Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/5/2017).

Kasus penyiraman air keras ke Novel terjadi pada Selasa (11/4) lalu. Saat itu Novel selesai menunaikan salat subuh di Masjid Al-Ihsan yang berada di dekat kediamannya di Jalan Deposito T Nomor 8, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tiba-tiba ada 2 orang yang berboncengan menggunakan sepeda motor langsung menyiramkan air keras ke Novel. Sampai saat ini, pengusutan kasus Novel masih berujung pada ketidakjelasan siapa pelaku teror itu. (dtc/mfb)

BACA JUGA: