Presiden Joko Widodo kembali berbicara soal isu bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI) di Indonesia. Presiden menegaskan tak ada ruang untuk komunisme di Indonesia.

"Saya mau bicara mengenai masalah yang berkaitan dengan PKI. Karena sekarang ini banyak isu bahwa PKI bangkit, komunis bangkit," kata Jokowi di hadapan para mahasiswa dan warga Muhammadiyah di Kampus Universitas Muhammadiyah Malang, Jawa Timur, Sabtu (3/6/2017).

Jokowi mengatakan, payung hukum pelarangan komunisme di Indonesia sudah sangat jelas dan tegas. Di dalam TAP MPR ditegaskan bahwa keberadaan komunisme dilarang di Indonesia.

Jokowi mempertanyakan soal desas-desus kebangkitan komunisme di Indonesia. Jokowi menegaskan, negara dengan sangat tegas melarang keberadaan PKI. "Pertanyaannya, di mana? Di mana? Karena jelas, susah jelas, di konstitusi kita jelas, ada TAP MPR bahwa komunisme dilarang di negara kita Indonesia," tegas Jokowi.

"Jadi, kalau bisa tunjukkan pada kita, tunjukkan pada saya, saya akan gebuk detik itu juga!" tambah Jokowi.

Presiden tak terima jika dirinya dikaitkan dan disebut melindungi komunisme. Dia menjelaskan bahwa PKI dibubarkan saat usianya baru tiga tahun, sehingga tak mungkin dia dikaitkan dengan keberadaan PKI.

Dia pun mempersilakan untuk mengecek silsilah keluarganya. Apalagi dengan era keterbukaan informasi saat ini, kata Jokowi, sangat mudah mencari tahu tentang silsilah dan latar belakang keluarga seseorang.

"Mengecek kan gampang sekarang. Muhammadiyah punya, di Solo juga ada. Dicek saja, orang tua kita tinggal di mana, di kampung mana, di desa mana. Kakek nenek kita juga bisa dicek. Sangat mudah sekali diberi keterbukaan seperti ini," kata Jokowi.

"Sebetulnya saya juga malas menanggapi, tapi karena sekarang ada kesempatan saya ngomong lah. Karena ini forum besar, sangat mudah sekali. Ada orang bermain kata-kata, menduga-duga, ngeceknya sangat mudah sekali," tambah Jokowi. Jokowi juga mengatakan berita di media sosial belum tentu kebenarannya dan sangat mudah sekali dibuat-buat. (dtc/mfb)

BACA JUGA: