Teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan menjadi sorotan media internasional, salah satunya TIME. TIME mewawancarai Novel dari ruang perawatannya di Singapura.

Novel pun buka-bukaan terkait teror yang menimpanya itu. Novel merasa dua bulan penyelidikan kasusnya yang tanpa hasil mengafirmasi akan informasi awal terkait siapa dalang atas teror yang menimpanya itu.

"Sebenarnya saya sudah menerima informasi bila seorang jenderal polisi, seorang pejabat polisi tingkat atas, telah terlibat. Awalnya, saya mengatakan bila informasi itu bisa saja salah. Namun kini ketika telah dua bulan berlalu dan kasus tersebut belum juga terpecahkan, saya katakan, perasaan terhadap informasi itu bisa saja benar," ucap Novel kepada TIME seperti dilansir time.com, Rabu (14/6).

Wawancara itu dilakukan TIME pada 10 Juni lalu. Proses penyembuhan mata Novel pun masih dilakukan, TIME mengatakan bila Novel duduk di ranjangnya dengan mata terbuka tetapi penglihatannya kabur.

Novel diserang pada 11 April 2017 seusai menunaikan salat subuh di masjid di dekat kediamannya di Jakarta Utara. Setelah itu, polisi terus mencari pelaku penyiraman air keras itu dan berhasil mengamankan setidaknya 4 orang.

Namun tidak ada satu pun terduga pelaku itu dijerat dengan pidana lantaran mereka dinyatakan tidak terbukti terlibat. Polisi pun sampai saat ini masih melakukan penyelidikan.

Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengaku belum membaca tentang hal itu. Namun, dia meminta Novel menerangkan tentang hal itu dalam berita acara pemeriksaan (BAP). Sejauh ini, Novel belum pernah diperiksa berkaitan dengan hal itu.

"Saya belum baca itu. Jadi begini, Novel itu kalau ada informasi, tolong dituangkan di dalam BAP, diceritakan di dalam BAP. Karena jika tidak, percuma saja, tidak ada nilainya di mata hukum. Tidak projusticia," kata Setyo. (dtc/mfb)

BACA JUGA: