Jokowi Tegaskan Hanya Blokir Telegram
JAKARTA, GRESNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan hanya memblokir Telegram dan tidak melakukan pemblokiran pada media yang lain. Penegasan itu disampaikan Jokowi menyusul rumor akan adanya beberapa media sosial yang menjadi target pemblokiran.
Menyusul keputusan pemerintah yang memblokir aplikasi percakapan Telegram, karena diduga banyak digunakan kelompok teroris dan radikal untuk berkomunikasi dan menyebarkan paham mereka.
"Tidak (pemblokiran media sosial yang lain-red). Tidak," tegas Jokowi kepada wartawan usai meresmikan Akademi Bela Negara di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (16/7).
Jokowi mengungkapkan, keputusan pemerintah untuk memblokir Telegram di Indonesia, dilakukan setelah melalui pengamatan. Ternyata disinyalir, banyak yang menggunakan media sosial itu sebagai wadah komunikasi kelompok maupun orang yang diduga bisa mengganggu keamanan negara, seperti teroris.
"Kita sudah mengamati lama. Dan ini demi kepentingan keamanan negara, masyarakat, oleh sebab itu, keputusan itu dilakukan. Karena memang tidak hanya satu, dua, tiga, empat, lima. Ini ada ribuan yang ada di situ (Telegram-red) yang dikategorikan akan mengganggu keamanan negara ini, mengganggu keamanan masyarakat," ujarnya.
Presiden mengatakan selain Telegram, masih banyak aplikasi media sosial lain yang bisa digunakan masyarakat untuk berkomunikasi. "Kita lihat kan masih banyak aplikasi yang lain, yang bisa digunakan," katanya. (dtc/rm)
- Pemerintah Buka Blokir Telegram
- Temui Perwakilan Facebook, Menkominfo Tekankan masalah KBLI
- Akademisi UGM Minta Blokir Telegram Segera Dicabut
- Durov Bertemu Rudiantara, Blokir Telegram Segera Dicabut
- Pemerintah tak Punya Aturan Spesifik Pemblokiran Situs dan Aplikasi
- Blokir Telegram, Pakar Sebut Pemerintah Gagal Paham
- Tak Ada Aturan Spesifik Pemblokiran Telegram Timbulkan Kegaduhan