Puluhan warga korban lumpur Lapindo memperingati tragedi 10 tahun semburan lumpur panas yang menenggelamkan desa mereka. Mengenang tragedi ini, warga melakukan doa bersama di atas tanggul penahan lumpur.

Lumpur panas Lapindo mulai menyembur pada 29 Mei 2006. Semburan ini mengakibatkan ribuan warga harus meninggalkan kampung halamannya.

"Hari ini kami melakukan aksi untuk memperingati 10 tahun semburan lumpur Lapindo. Kami memakai dandanan seperti seorang ibu, menggambarkan pascatragedi, ekonomi rumah tangga mereka ditopang kaum ibu," kata Harwati, warga Siring Porong, selaku koordinator lapangan aksi, Minggu (29/5).

Sebelum aksi dimulai, mereka berjalan kaki dari Taman Dwarakarta ke tanggul Titik 21. Mereka berharap momen 10 tahun semburan lumpur Lapindo membuat pemerintah dari daerah hingga pusat tetap memperhatikan nasib para korban.

"Bukannya kami minta bantuan dicarikan pekerjaan, namun dibantu di bidang kesehatan dan pendidikan anak kami," kata Harwati.

Harwati juga mengungkapkan, dirinya dan beberapa warga tidak memiliki tiga kartu "sakti" yang diberikan Kementerian Sosial. (mon/dtc)

BACA JUGA: