Polisi masih melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) penembakan di rumah Ketua Fraksi PKS Jazuli Juwaini, Ciputat, Tangerang Selatan. Polisi memperkirakan tembakan pada hari Rabu (3/5) malam di rumah anggota DPR itu berasal dari luar.

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Rudy Herianto Adi Nugroho menyampaikan hal itu berdasarkan analisa olah TKP. "Analisa TKP, proyektil masuk ke dalam rumah, karena ada luka (bekas tembakan) di dinding searah menurun dengan lubang pada kaca," kata Rudy yang memimpin olah TKP di lokasi, Kamis (4/5).

Sebelumnya polisi belum bisa memastikan dari mana benda yang melubangi kaca itu berasal. Polisi sejauh ini belum menemukan proyektil peluru di dalam kamar. Proyektil kemungkinan sudah hilang bersamaan dengan dibersihkannya pecahan kaca oleh keluarga Jazuli, sebelum insiden itu dilaporkan.

"Tetapi karena oleh pembantu sudah dibersihkan kamar tersebut dan pecahan kaca yang di kasur maupun di lantai sudah dibuang, kemungkinan besar proyektil ikut terbuang," terang Rudy.

Olah TKP masih dilakukan di lokasi bersama tim Labfor Polri, dan juga Polresta Tangerang Selatan. Kapolresta Tangsel AKBP Fadli Widiyanto dan Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Hendy F Kurniawan juga hadir di lokasi.

Untuk sementara, kata Fadli, tidak ada barang bukti yang diambil dari rumah Jazuli. Polisi tidak melakukan pemindahan barang-barang yang ada di lokasi.

"Tidak ada barang yang kami pindahkan dari TKP sebelum dilakukan olah TKP oleh Puslabfor oleh Bareskrim Polri," ujar Fadli.

Wakil ketua DPR Fahri Hamzah menuding insiden yang terjadi di kediaman ketua fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini merupakan teror. Fahri meminta polisi mengusut tuntas kejadian yang mengakibatkan pecahnya kaca di kediaman Jazuli.

"Saya terus terang melihat beberapa gejala ini ada yang mengancam dan membunuh, ada yang menembak, saya bilang itu rangkaian teror. Itu harus dicari apa akarnya itu apa. Mungkin ada yang mengadu domba kita. Polisi harus usut kejadian per kejadian," ujar Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (4/5).

"Polisi bisa memakai teori broken windows itu, yang merusak jendela Pak Jazuli harus bertemu. Kalau bisa ditemukan, efek jera kepada peneror lain, baik yang dalam rangkaian atau jaringan bisa ditemukan," sambung Fahri.

Kediaman Jazuli berada di wilayah Tangerang Selatan, Banten. Fahri mengatakan kediaman Jazuli berada di dekat jalan umum.

"Saya pernah ke rumah beliau, memang di jalan umum. Orang bisa naik motor, nembak, terus lari. Saya tidak percaya itu di daerah yang statis ya. Pasti sambil jalan," ujarnya.

Fahri percaya pelaku insiden tersebut bukan warga sekitar. Alasannya, Jazuli dikenal sebagai orang yang baik di lingkungan rumahnya.

"CCTV dan tanda alat yang bisa memberikan petunjuk bisa dipakai untuk identifikasi, kita tidak tahu siapa, tapi orang sama persis kenal Pak Jazuli karena punya klinik, sebagai ulama, rakyat sangat mengerti dan mengenal dia. Pasti yang melakukan bukan orang yang ada di situ sehingga bisa mengajak masyarakat untuk identifikasi," urainya.

Polisi diminta menindak tegas pelaku teror di rumah Jazuli. "Harusnya kalau ada kejahatan, katakanlah kejahatan kecil walau rumah pejabat. Di republik ini melakukan kejahatan sekecil apa pun pasti kena," kata Fahri.  (dtc/mfb)



BACA JUGA: