JAKARTA, GRESNEWS.COM -  Kabareskrim Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengaku kesulitan mengungkap kasus teror penyiraman air keras terhadap penyidik KPK  Novel Baswedan. Sehingga meski telah berjalan 6 bulan proses penyelidikannya belum menemukan titik terang pelakunya.

Menurut Ari  pengungkapan kasus dengan model hit and run seperti itu bisa memakan waktu lama hingga hitungan tahun.

"Jadi itulah yang saya sampaikan. Kalau model kasus-kasus hit and run ini memang relatif sulit, dalam artian kita tidak bisa,  ini baru berapa bulan. Ada yang sudah 4 tahun baru ketangkap  pelakunya," kata Ari Dono di Gedung Polri KKP, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Rabu (1/11).

Ari  mengaku sudah sudah memeriksa puluhan saksi. Namun pemeriksaan terhadap puluhan saksi itu belum bisa belum bisa mengungkap peristiwa tersebut. Dia memastikan setiap informasi yang relevan dengan kasus pasti akan ditelusuri.

"Sehingga jalan penyelidikan seperti ini, sehingga siapa yang kita harus mintai pertanggungjawaban, jadi sementara saksi-saksi ini, setiap ada informasi pasti kita kejar," kata Ari.

Kasus teror terhadap Novel ini telah berlalu 200 hari atau sekitar 6 bulan lebih. Namun, tak ada titik terang yang mencerahkan.

Teror terhadap berupa penyiraman air keras terhadap Novel berlangsung pada 11 April 2017. Saat itu, Novel baru saja selesai menunaikan ibadah salat subuh di masjid dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Tiba-tiba dari belakang muncul  muncul 2 orang mengendarai sepeda motor matic dan langsung menyiramkan air keras ke arah muka Novel. Novel pun mengalami luka di kedua matanya hingga harus dirawat di Singapura.

Berbagai pihak termasuk Novel dan keluarganya pesimis kasus ini bisa ditangani Polri. Mereka ingin agar Presiden Joko Widodo (Jokowi) membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) untuk ikut mengusut kasus tersebut. Koalisi Masyarakat Sipil Peduli KPK beberawa waktu lalu juga mendesak dan meminta Presiden Joko Widodo untuk serius  menangani kasus Novel. (dtc/rm)

BACA JUGA: