JAKARTA, GRESNEWS.COM - Indonesia mengajak dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Thailand untuk ikut melawan kampanye hitam terhadap produk sawit dari ketiga negara itu. Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/4).

Retno menjelaskan, akhir-akhir ini hasil kelapa sawit dari Indonesia menerima banyak sekali kampanye hitam. "Contoh terakhir adalah resolusi parlemen Eropa mengenai kelapa sawit yang sangat diskriminatif. Antara Indonesia dan Malaysia kita sudah membentuk apa yang dinamakan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC)," ucap Retno.

"Contoh terakhir adalah resolusi parlemen Eropa mengenai kelapa sawit yang sangat diskriminatif. Antara Indonesia dan Malaysia kita sudah membentuk apa yang dinamakan Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC)," ucap Retno.

Oleh karenanya di acara Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indonesia Malaysia Thailand-Growth Triangle, yang berlangsung di Manila, Filipina, Sabtu (29/4), kata Retno, Presiden Joko Widodo juga mengajak Thailand bergabung dengan Indonesia dan Malaysia di dalam konteks CPOPC dan bersama-sama untuk melawan kampanye hitam yang dilakukan oleh berbagai pihak terhadap kelapa sawit.

KTT tersebut dihadiri oleh Presiden Jokowi, PM Malaysia Najib Tun Razak dan PM Thailand Prayuth Chan-o-cha. "Apa yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tadi didukung sepenuhnya oleh PM Malaysia. Sebelumnya waktu di KTT ASEAN, PM Malaysia juga sudah sempat menyebut mengenai masalah perlunya kita untuk melawan kampanye hitam terhadap kelapa sawit," kata Retno.

Seperti diketahui, kerja sama perdagangan di kawasan negara-negara anggota IMT-GT (Indonesia Malaysia Thailand-Growth Triangle) memiliki potensi yang besar karena mencapai US$416 miliar atau 18,3% dari total perdagangan ASEAN.

Potensi ini juga didukung oleh rata-rata pertumbuhan ekonomi dari 2010-2015 adalah 6,9%. "Ini juga merupakan angka yang cukup tinggi," kata Retno Marsudi.

Sementara itu, total populasi di kawasan ini sekitar 81 juta penduduk atau sekitar 13% dari total populasi ASEAN. "Dari segi labour force terdapat 38,3 juta yang berarti bahwa 12,2% dari total labour force ASEAN," tutur Retno.

Bila melihat kondisi alam dari kawasan ini, maka kerja sama yang dapat dikembangkan adalah di bidang perkebunan. "Ini juga merupakan basis dari perkebunan kelapa sawit," kata Retno. (dtc/mag)

BACA JUGA: