JAKARTA, GRESNEWS.COM - Golkar secara resmi mengumumkan nama Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagai Ketua DPR pengganti Novanto yang mundur setelah terjerat kasus dugaan korupsi e-KTP. Dengan demikian, Bamsoet adalah Ketua DPR keempat yang dilantik pada periode 2014-2019 yang akan dilantik pada pukul 16.00 WIB hari ini.

Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai sosok kandidat Ketua DPR RI, yakni Ketua Komisi III DPR Bamsoet sebagai anggota paling aktif dan cukup lama menjabat sebagai anggota dewan. Fahri pun mengaku pernah bersama dengan Bambang di Komisi III DPR.

"Dari sisi pengalaman dan penguasaan masalah, Bamsoet sudah sangat mumpuni untuk memimpin DPR," kata Fahri saat ditemui awak media pada Senin (15/1) di Gedung DPR RI, seperti dikutip dpr.go.id, Senin (15/01).

Menurutnya prinsip kerja Pimpinan DPR adalah kolektif kolegial, sehingga tidak memerlukan keterampilan hanya dari seseorang pimpinan saja, tapi secara bersama-sama. "Dengan Bamsoet, karena sudah saling mengenal akan lebih mudah berkoordinasi dan lagi-lagi secara kompak memimpin DPR ke depan," harap Fahri.

Memasuki tahun politik, Pimpinan DPR pun akan mengelola stabilitas politik, terutama stabilitas politik di DPR karena akan memengaruhi pergolakan politik secara nasional. "Ini tugas kita, karena Bamsoet orang lama, bersama Pimpinan lain akan mampu mengelola keadaan supaya lebih stabil," dia mengharapkan.

Bamsoet menjadi ketua DPR yang keempat pada periode 2014-2019. Ketua DPR pertama yang dilantik pada periode 2014-2019 adalah Setya Novanto. Novanto dilantik pada 2 Oktober 2014 bersama 4 pimpinan lainnya, yaitu Fadli Zon, Taufik Kurniawan, Agus Hermanto, dan Fahri Hamzah.

Pada Desember 2015, Novanto digoyang skandal ´papa minta saham´ dan disidang Mahkamah Kehormatan Dewan. Tepat sebelum MKD mengambil keputusan, Novanto mengirim surat pengunduran diri.

Kursi Ketua DPR sempat diisi Plt, yaitu Fadli Zon. Golkar akhirnya memilih Ade Komarudin sebagai Ketua DPR, yang kemudian dilantik pada 11 Januari 2016. Empat pimpinan DPR lainnya tetap pada posisi masing-masing.

Jabatan Ade Komarudin atau yang akrab disapa Akom sebagai Ketua DPR yang kedua tidak bertahan lama. Sempat dilaporkan ke MKD, Akom lalu diganti Golkar dari posisi Ketua DPR.

Posisi ketua DPR kembali diisi oleh Setya Novanto, yang namanya sudah direhabilitasi MKD. Novanto lalu dilantik lagi sebagai Ketua DPR ketiga selama periode 2014-2019 pada 30 November 2016.

Dinamika di tubuh DPR belum selesai. Novanto lagi-lagi mundur dari posisi Ketua DPR karena menjadi tersangka di kasus dugaan korupsi e-KTP. Setelah pengunduran diri Novanto diterima DPR, jabatan Ketua DPR sempat kosong karena Golkar tidak kunjung menunjuk penggantinya hingga Bamsoet menggantikannya. (mfb)






 

BACA JUGA: