JAKARTA, GRESNEWS.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim rasio elektrifikasi pada semester awal 2017 tercatat melampaui target, yaitu sebesar 92,80%.

Catatan ini dinilai positif dibandingkan periode yang sama di tahun 2016. Bahkan, angka ini melebihi dari target rasio elektrifikasi pada akhir tahun 2017 sebesar 92,75%.

"Secara umum, sebenarnya running on the right track ya. Misalnya, rasio elektrifikasi targetnya 92,75% (di tahun 2017) sekarang sudah 92,80%. Artinya sih ok," ungkap Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Andy Noorman Sommeng usai diskusi Ketenagalistrikan dan EBTKE Semester I/2017, Jumat (4/8).

Capaian ini dinilai Andy buah upaya Pemerintah menambah kapasitas terpasang pembangkit listrik sebesar 1.361,6 MW. "Tambahan pembangkit udah 50% daripada target 2017," tambahnya, seperti dikutip, esdm.go.id. Hingga saat ini, keseluruhan kapasitas terpasang pembangkit listrik sebesar 14.193 MW.

Menurut Kepala Biro Perencanaan Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi, proses penyediaan listrik dilakukan melalui sinergi barbagai lini. Baik melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Corporate Social Responsibility (CSR) Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta partisipasi pihak swasta. "Kita mengedepankan kearifan lokal. Menggunakan sumber energi terbarukan untuk dukung sustainable energy," jelasnya.

Meningkatnya akses listrik atau elektrifikasi, imbuh Andy, membawa dampak pada peningkatan konsumsi listrik. Sejauh ini konsumsi listrik mencapai 978,75 kWh/kapita. Angka ini juga dianggap sudah melebih capaian akhir 2016 sebesar 956,36 kWh/kapita.

Andy menyebut bahwa hanya capaian nilai investasi yang belum memenuhi target. Kendati begitu, ia tetap optimis bahwa  nilai investasi tidak akan meleset dari yang sudah ditetapkan di akhir tahun. "Yang memang agak telat, agak lambat itu berkaitan dengan investasi. Tetapi  biasanya itu  kurvanya kurva S. Itu, targetnya akan tercapai pada 3/4 akhir tahun," katanya. (rm)

BACA JUGA: