JAKARTA, GRESNEWS.COM - Menteri Luar Negeri, Retno L.P. Marsudi mendorong anggota Gerakan Non Blok untuk memiliki kewajiban  politis dan moral mendukung kemerdekaan Palestina, menghentikan pendudukan Israel dan penderitaan bangsa Palestina. Penegasan itu disampaikan Menlu saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Gerakan Non Blok (GNB) Komite Palestina dengan tema 50 Tahun Okupasi Israel di Palestina (19/9).​

Ia mengingatkan, bahwa tahun 2017 merupakan tonggak kegagalan masyarakat internasional untuk mengakhiri 50 tahun pendudukan Israel di Palestina sejak 1967.

Kehadiran khusus Menlu RI dalam pertemuan yang dilaksanakan bersamaan pembukaan Sidang Majelis Umum PBB tingkat tinggi, membuktikan komitmen kuat Indonesia mendukung perjuangan mewujudkan hak-hak Palestina.

"Palestina ada di jantung politik luar negeri Indonesia dan disetiap nafas diplomasi Indonesia," tegas Menlu, seperti disampaikan situs resmi kemlu.go.id.

Pertemuan, itu juga dijadikan Menlu RI menyerukan kepada GNB untuk mendorong masyarakat internasional mengakhiri pendudukan Israel dan ketidakadilan yang dialami rakyat Palestina.

Menlu RI juga meminta agar anggota GNB segera mengambil langkah konstruktif agar segera dicapai solusi yang adil, abadi, komprehensif dan damai untuk masalah Palestina.

"Saya optimis bahwa two-state solution dimana kedua negara, Palestina dan Israel, hidup berdampingan secara aman dan damai, tetap dapat dicapai," ungkap Menlu Retno.
​​
Ia pun mengusulkan 4 langkah yang dapat di tempuh anggota GNB untuk mendukung proses kemerdekaan Palestina. Pertama, mengajak GNB memperkuat upaya bersama meningkatan status Palestina di tingkat internasional, termasuk menjadikan Palestina sebagai anggota penuh PBB. "Bagi negara anggota GNB yang belum mengakui kemerdekaan GNB, Indonesia mengharapkan agar segera mengakuinya," tegas Menlu Retno.

Kedua, menyerukan negara anggota GNB yang memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, agar dapat menggunakan kedekatannya untuk mendorong Israel mengakhiri pendudukan ilegalnya terhadap Palestina. Ketiga, mengajak GNB untuk terus mendorong Majelis Umum PBB untuk terus memberikan perhatian terhadap situasi dan konflik​​ Palestina-Israel.

Selain itu, mendorong negara-negara anggota GNB meningkatkan bantuan kemanusiaan dan pembangunan bagi Palestina. "Kita perlu lebih meningkatkan bantuan keuangan dan program pengembangan kapasitas untuk mendukung pengembangan dan penguatan institusi nasional Palestina," jelas Retno.

Indonesia selalu berpartisipasi aktif dalam pembahasan isu Palestina melalui Komite Palestina GNB yang dibentuk pada KTT GNB ke-7 tahun 1983. Komite Palestina GNB melaksanakan pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri baik di sela-sela KTM GNB dan Sidang Majelis Umum PBB, maupun pertemuan yang dilaksanakan secara khusus terkait dengan perkembangan konflik Israel-Palestina. (rm)

BACA JUGA: